Karena jenuh menunggu izin dari Kiev, Rusia akhirnya nekat menggerakkan konvoi truk bantuan mereka masuk ke Ukraina pada Jumat 22 Agustus 2014. Konvoi itu bergerak masuk Lugansk, wilayah timur Ukraina, yang menjadi kubu kelompok pemberontak.”Kami tidak bisa lebih lama lagi menghadapi kemarahan, kebohongan terbuka dan penolakan (Kiev) untuk mencapai kesepakatan. Rusia memutuskan untuk bertindak,” kata Kementerian Luar Negeri dalam pernyataan.
Sebanyak 10 truk pertama Rusia telah melintasi perbatasan dan mencapai pos pabean di wilayah Ukraina. Beberapa dari 300 kendaraan telah diperiksa oleh pihak pabean kedua negara pada Kamis dan menunggu lampu hijau untuk masuk Ukraina dari tim Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang mengawasi operasi ini.
Ukraina mengungkapkan kekhawatirannya bahwa Rusia akan memanfaatkan kendaraan bantuan itu untuk menyusupkan persenjataan bagi pemberontak pro-Kremlin yang tengah berhadapan dengan pasukan pemerintah selama empat bulan terakhir ini.
Sementara itu ICRC mengatakan tidak akan meluncurkan misi pengiriman bantuan sampai mereka menerima jaminan keselamatan dari Kiev maupun pihak pemberontak, bahwa iringan bantuan itu tidak akan diserang.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengindikasikan bahwa Moskow telah membuat keputusan untuk bertindak meski tanpa izin ICRC. “Tentu saja kami siap untuk membawa (iringan bantuan) didampingi ICRC, dan keterlibatannya dalam distribusi bantuan,” kata kementerian.
Sumber: Reuters