Site icon

Flanker China Intimidasi Pesawat Intelijen Amerika

Sebuah jet tempur China melakukan intimidasi terhadap sebuah pesawat anti kapal selam dan mata-mata Angkatan Laut Amerika P-8 di wilayah dekat Jepang minggu ini. Pesawat P-8 yang berbasis pada Boeing-737 sedang melakukan pengawasan rutin di Laut Cina Timur pada hari Senin18 Agustus 2014 ketika insiden itu terjadi. Juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Jeffrey Renang belum memberikan komentar tetapi mengatakan ia akan segera memberikan penjelasan dari peristiwa tersebut.

Para pejabat pertahanan Amerika mengatakan pesawat pencegat China Su-27 Flanker terbang 50 kaki dari P-8 dan kemudian dilakukan manuver dari atas pesawat, sebuah langkah untuk mengancam pesawat pengintai.  Pertemuan dengan pesan ancaman tersebut adalah kali kedua yang dialami Amerika tahun ini. Pada bulan April 2014, Su-27 Rusia terbang dalam radius 100 meter dari pesawat Angkatan Udara AS RC-135 untuk mencegat dan mengancam pesawat tersebut.

Seorang pejabat pertahanan mengatakan kegagalan Pentagon untuk menghasilkan respons tegas pada kejadian April lalu yang mungkin mendorong China juga berani melakukan intercept beberbahaya.

Para pejabat militer China menegaskan akan menantang semua pesawat mata-mata negara lain termasuk Amerika yang masuk ke wilayahnya. Tetapi pejabat militer AS mengatakan pemantauan dilakukan dalam wilayah udara internasional hingga tidak melanggar hukum internasional atau China.
Upaya China melakukan intimidasi udara muncul di tengah latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di Laut Kuning, Laut China Timur, dan Laut China Selatan. Pada hari Senin, angkatan udara dan angkatan laut jet tempur China melakukan latihan simulasi di Laut. Pada saat itulah muncul target P-8.
China juga sedang melakukan latihan militer internasional di Mongolia dengan Rusia dan beberapa negara Asia Tengah mitra Beijing yang dipimpin anti-AS aliansi yang dikenal sebagai Organisasi Kerjasama Shanghai.
P-8 yang diancam Su-27 adalah bagian dari Skuadron Pemburu kesatu yang dikerahkan ke Asia. Enam P-8, yang dapat menembakkan rudal dan torpedo berada di bawah komando Angkatan Laut Armada Ketujuh dan berbasis di Pangkalan Udara Kadena Okinawa Jepang. Mereka mendukung operasi pengawasan maritim armada sebagai bagian dari poros AS untuk Asia.
P-8 dikerahkan pada bulan Desemberm sebulan setelah China mengumumkan zona identifikasi pertahanan udara atas China Timur yang melanggar pada kedua zona maritim Jepang dan Korea Selatan. Pemerintah AS mengatakan tidak memperdulikan zona pertahanan China tersebut. Sementara China telah mengancam akan menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kontrol atas daerah yang meliputi sebagian besar Laut China Timur.
Insiden udara antara China dan Amerika bukan persoalan sepele. Akibat kejadian seperti ini sempat terjadi ketegangan internasional ketika pada April 2001 pesawat pencegat China F-8 menabrak pesawat pengintai AS EP-3 di lepas pantai China Selatan. Akibat kejadian itu J-8 jatuh dan EP-3 mengalami kerusakan namun masih bisa mendarat darurat di Pulau Hainan China. Sebanyak 24 kru pesawat ditahan selama 24 hari oleh China.
Sumber: freebeacon.com

Exit mobile version