Amerika terus menggencarkan serangan ke militant negara Islam Irak. Dalam 24 jam terakhir tercatat 14 kali pesawat-pesawat tempur Amerika menggempur basis perjuangan kelompok tersebut. Serangan difokuskan di dekat bendungan terbesar Irak di Mosul
Pejabat militer Amerika Serikat Rabu 20 Agustus 2014 waktu Washington megnatakan serangan itu dilakukan di tengah ancaman ISIS untuk membunuh seorang wartawan Amerika yang kedua.
Sejak Selasa, pesawat-pesawat tak berawak AS dan jet-jet tempur menghancurkan enam Humvee ISIS, tiga lokasi untuk perangkat peledak rakitan, satu tabung mortir dan dua truk bersenjata, kata Komando Pusat AS. Serangan-serangan udara terbaru itu adalah yang ke 84 dilakukan sejak 8 Agustus. Dari jumlah tersebut, 51 dilakukan dalam mendukung pasukan Irak dekat Bendungan Mosul, yang sekarang di bawah kendali pasukan keamanan Irak dan Kurdi.
Perintah mengatakan serangan-serangan terbaru dilakukan untuk “memperluas” daerah yang dikendalikan Irak dan Kurdi.”Serangan-serangan ini dilakukan berdasarkan kewenangan untuk mendukung keamanan pasukan Irak dan operasi kekuatan pertahanan Kurdi, serta untuk melindungi infrastruktur yang kritis, personil dan fasilitas AS, selain mendukung upaya kemanusiaan,” katanya menambahkan.
Pernyataan itu muncul setelah gerakan ISIS, yang telah menyita banyak wilayah timur Suriah dan Irak utara, menyiarkan satu video yang menunjukkan seorang militan bertopeng memenggal wartawan AS James Foley. Pria berpakaian hitam mengatakan bahwa jurnalis ‘freelance’ berumur 40 tahun, yang diculik di Suriah utara pada November 2012, telah dibunuh untuk membalas serangan-serangan udara Amerika terhadap ISIS.
Mereka juga mengarak wartawan AS kedua, Steven Sotloff, di hadapan kamera dan mengatakan bahwa ia juga akan mati kecuali jika Presiden AS Barack Obama mengubah program penyerangan.
Comments are closed