Puluhan tentara Nigeria menolak dikerahkan untuk menyerang gerilyawan Boko Haram. Alasannya mereka tidak diberi senjata yang lebih baik dari yang mereka gunakan selama ini. Beberapa tentara pembangkang kepada AFP, Rabu 20 Agustus 2014 mengakui mereka diperintahkan untuk meninggalkan barak di kota Maiduguri, Timur Laut Nigeria untuk bergerak ke daerah Gwoza di negara bagian Borno yang dikabarkan direbut oleh gerilyawan. Tetapi perintah itu dilawan.
“Kami telah berikrar tidak akan bergerak satu incipun sampai para atasan kami memberikan kami dengan semua senjata yang dibutuhkan untuk dapat secara efektif menghadapi dan melumpuhkan Boko Haram yang sejah memiliki senjata-senjata yang jauh lebih baik,” kata tentara yang tidak mau disebutkan namanya. Kemudian puluhan tentara itu memilih mendirikan satu kamp di daerah Bulabulin pinggiran Maiduguri.
“Kami bisa dibunuh seperti ayam oleh Boko Haram karena kami tidak diberikan senjata-senjata yang diperlukan untuk berperang,” kata seorang tentara lainnya yang juga tidak bersedia namanya disebutkan.
Sejumlah pejabat dan para ahli indepnden mengatakan bahwa para petempur Boko Haram memiliki senjaa yang lebih baik ketimbang pasukan Nigeria.
Gubernur Borno Kashim Shettima dikecam keras oleh militer setelah ia memberikan satu pernyataan seperti itu Februari.
Penduduk kota-kota yang diserang Boko Haram mengatakan gerilyawan itu sering bersenjatakan granat-granat berpelontar roket dan senjata-senjata anti-pesawat yang ditempat dalam truk-truk, dalam beberapa hal,juga ada kendaraan-kendaraan lapis baja pengangkut pasukan.
Tentara sebaliknya sering kekurangan amunisi untuk senapan-senapan AK-47 mereka. Bulan lalu para istri militer memprotes dipintu gerbang satu pangkalan militer di Maiduguri berusaha mencegah suami-suami mereka tidak dikirim ke Gwoza sampai mereka dilengkapi dengan senjata yang memadai.
Salah seorang dari tentara yang membangkang itu mengatakan kelompok itu terpaksa memberontak setelah satu operasi untuk merebut kembali kota Damboa, yang Boko Hara rebut bulan lalu. “Kami merebut Damboa dengan satu korban besar karena musuh miliki senjata-senjata yang lebih baik,” kata tentara itu.
Presiden Goodluck Jonathan meminta para anggota parlemen menyetujui pinjamn luar negeri satu miliar dolar AS untuk meningkatkan kemampuan militer.
Parlemen belum memutuskan mengenai rancangan undang-undang itu sebelum reses berakhir tetapi banyak menganggap permintaan Jonathan itu sebagai satu pengakuan secara diam-diam bahwa militernya tidak mampu melawan gerilyawan itu.
Boko Haram disalahkan atas tewasnya lebih dari 10.000 orang sejak tahun 2009 tetapi skala serangan mereka tampaknya meningkat dalam bulan-bulan belakangan ini.
Seluruh desa di timur laut telah dihancurkan tahun ini dan aksi kekerasan itu memaksa lebih dari 600.000 orang meninggalkan rumah-rumah mereka.
Comments are closed.