Angkatan Udara Amerika atau United State Air Force (UCAF) memutuskan untuk menggrounded lebih dari separuh F -16D Fighting Falcon Air Combat Command (ACC). Hal itu diumumkan pada Selasa 19 Agustus 2014 waktu Amerika.
Keputusan untuk mengandangkan salah satu pesawat generasi keempat terbaik tersebut karena ditemukan kerusakan di kanopi pesawat. Demikian diungkapkan Pentagon dalam rilisnya. Dari 157 F-16D yang ada, 82 mengalami keretakan tersebut sehingga diperintahkan untuk tidak boleh terbang. Sisanya 75 telah dicek dan dinyatakan normal. Angkatan Udara bekerja sama dengan insinyur Lockheed Martin untuk menemukan penyebab retak dan apa perbaikan pilihan ada.
“Sebagai pesawat dengan jam terbang yang sangat tinggi, keretakan itu muncul karena operasi yang panjang hingga kemudian memunculkan hal tersebut,” kata Letnan Kolonel Steve Grotjohn, wakil kepala Divisi Sistem Senjata. “Untungnya, kami memiliki perawatan yang kuat, inspeksi dan Program integritas struktural untuk menemukan dan memperbaiki kekurangan yang terjadi.”
F-16 baru saja merayakan 40 tahun produksinya, tetapi para pejabat Lockheed melihat pasar untuk jet sebagai relatif stabil, terutama karena model lama yang diupgrade.
Sejumlah Jenderal Angkatan Udara , termasuk komandan ACC Mike Sandera, mengatakan mereka harus mengawasi dan keausan pada F-16. Tradeoff Itu adalah bagian dari alasan Angkatan Udara memutuskan untuk mendanai F-16 service-life extension program (SLEP) untuk meningkatkan kemampuan pesawat tersebut.
“Jujur, saya berharap punya cukup uang untuk membarui armada warisan saya dan terus menjaga target memiliki 1763 F-35 armada dan kemudian apa pun armada warisan sisa saya masih punya masih akan taktis mampu dan menjadi aerodinamis mampu, “kata Sandera.
Sumber: militarytimes.com