Armada F-35 Joint Strike Fighter akan bisa terbang enam jam untuk melakukan inspeksi inspeksi mesin, tes senjata dan misi pengisian bahan bakar misi sebagai upaya untuk menghentikan pembatasan penerbangan terbatas yang masih diberlakukan hingga saat ini.
Sebelumnya, seluruh F-35 dalam status terbang terbatas tiga jam sebelum inspeksi mesin diperlukan sebagai penyelidikan insiden kebakaran mesin F-35A pada 23 Juni 2014 lalu.
Armada yang melakukan uji terbang ini terdiri dari 20 F-35 jet tempur. Sisanya sebanyak 79 F-35 masih belum boleh terbang sama sekali.
Selama pemeriksaan dari penyebab 23 Juni api, Pentagon pada tanggal 15 Juli mulai membolehkan pesawat terbang tetapi dengan pembatasan ketat. Akibat inisiden ini F-35 harus menanggung malu karena gagal melakukan debut pertama di pameran kedirgantaraan di Inggris pertengahan Juli lalu.
Pada akhir Juli, Pentagon kemudian mulai mengurangi pembatasan. Dari semula pesawat hanya boleh terbang santai dengan kecepatan Mach 0,9 dinaikkan menjadi Mach 1,6. Sementara pembatasan manuver menurun dari 3 G menjadi 3,2.
Joe DellaVedova, juru bicara kantor program bersama F-35 mengatakan dengan menaikkan waktu penerbangan menjadi enam jam untuk melihat kondisi lebih detil pesawat ini. ”Juga akan dilakukan tes senjata dan pengisian bahan bakar di udara,” katanya.
DellaVedova juga mengatakan pihaknya masih melakukan analisis akar penyebab kebakaran mesin tersebut. Sementara disimpulan kebakaran disebabkan oleh gesekan berlebihan dari pisau kipas dalam mesin.
Para pejabat tinggi dari Angkatan Udara AS, pelanggan terbesar untuk F-35, telah menyatakan keyakinannya bahwa masalah mesin akan diatasi.
Comments are closed.