Letkol Stanko Hrženjak, pilot Angkatan Udara Kroasia benar-benar apes. Dia mengalami dua insiden saat menerbangkan pesawat hanya dalam jarak beberapa menit saja dengan dua pesawat berjenis sama yakni MiG-21.
Insiden ini terjadi pada tanggal 5 Agustus 2014 ketika memperingati tahun ke-19 pertempuran terakhir Kroasia yang akhirnya berbuah kemerdekaan.
Letkol Stanko Hrženjak, tampil dengan MiG-21. Awalnya tidak ada masalah. Tetapi ketika hendak mendarat, roda pendaratan kiri tidak turun. Dia pun terpaksa melakukan pendaratan darurat di pangkalan udara Zadar-Zemunik. Dia mendaratkan pesawat nomor 135 itu dengan selamat.
Setelah mendarat, Hrženjak kemudian dibawa ke pangkalan udara Zagreb-Pleso. Dan kembali terbang dengan satu-satunya MiG-21 yang tersisa yakni bernomor 122 yang ada di pangkalan tersebut. Sialnya ketika terbang, pilot menerima indikasi masalah kokpit terkait dengan sistem hidrolik utama pesawat, yang mengakibatkan kegagalan landing gear kanan.
Dia pun akhirnya harus kembali mendarat darurat di Zagreb-Pleso. Tetapi ketika berada di ketinggian 1,600 kaki, sistem hidrolik primer dan sekunder pesawat gagal, diikuti oleh sebuah ledakan di mesin. Api terus berkobar di bagian ekor. Hrženjak dengan cepat mengambil keputusan untuk melontarkan diri ketika pesawat berada di ketinggian 650ft. Beberapa detik sebelum pesawat hancur menghantam landasan.
Pesawat 122 ini merupakan satu dari dua MiG-21 Kroasia yang sudah diupgrade. Pesawat ini sebenarnya direncanakan pension pada 15 Agustus 2014.
Kroasia telah menerima tujuh upgrade MiG-21 dari Ukraina, dengan lima lainnya akan tiba segera untuk pengenalan sebelum akhir tahun. Angkatan udara berencana untuk terus menggunakan jenis sampai 2024.
Berbicara hanya beberapa jam sebelum kecelakaan itu, menteri pertahanan Ante Kotromanović mengatakan keputusan untuk mempertahankan kemampuan tempur supersonik di Kroasia akan diambil dalam 2016.
Sumber: flightglobal