Sistem pertahanan udara S-300 Rusia yang dipesan Suriah dibatalkan. Konstantin Buryulin, wakil direktur Dinas Federal untuk Kerjasama Militer-Teknis, kepada kantor berita Interfax Rabu 13 Agustus 2014 mengatakan keptuusan pembatalan tersebut diambil sebagai sikap relevan dengan saknsi PBB kepada Suriah.
Rusia telah menggunakan hak veto Dewan Keamanan untuk mencegah pengenaan embargo senjata PBB terhadap Damaskus dan telah mengakui memberikan beberapa komponen S-300 ke Suriah. Namun, kesepakatan itu ditunda setelah ditengahi kesepakatan di mana Damaskus menyerahkan senjata kimianya.
“Kami telah menyediakan komponen terpisah, tetapi seluruh pengiriman belum selesai dan untuk saat ini kami telah menangguhkan itu,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin di September 2013. “Jika komponen tidak lengkap maka barang itutidak akan ada gunanya,” katanya.
Sementara itu, Iran terus membujuk Moskow untuk memulihkan kesepakatan penjualan S-300 yang juga dibatalkan setelah embargo senjata PBB dikenakan pada Republik Islam itu pada tahun 2010.
“Iran menganggap kontrak S-300 masih aktif karena sanksi yang diperkenalkan di bawah Resolusi Dewan Keamanan PBB 1929 tidak mencakup kontrak S-300,” ujar Duta Besar Iran untuk Rusia dikutip Interfax bulan Juli 2014.
“Perwakilan dari kementerian pertahanan kami telah berulang kali mengadakan pembicaraan dengan mitra mereka di Rusia. Saya pikir mereka memiliki saling pengertian yang baik. Saya berharap bahwa kita akan menerima sistem tersebut atau justru yang lebih moderen lagi.”