Pemerintah Korea Selatan dilaporkan tertarik mengakuisisi sistem pertahanan anti-rudal Iron Dome dari Israel dalam upaya untuk meningkatkan perlindungan terhadap roket Korea Utara.
CEO Rafael Advanced Defense Systems Yedidia Yaari dikutip Radio Tentara Israel mengatakan bahwa kinerja Iron Dome dalam perang Gaza yang sedang berlangsung telah mendorong minat asing, termasuk dengan Korea Selatan. “Banyak negara yang khawatir terhadap serangan roket,” katanya Selasa 12 Agustus 2014. Sistem Iron Dome ini diklaim telah mencapai tingkat keberhasilan 90% dalam mencegat roket jarak pendek Hamas selama sebulan krisis Gaza. Rafael belum melakukan penjualan asing terhadap Iron Dome dan sampai saat ini difokuskan pada pasokan ke Angkatan Pertahanan Israel (IDF).
Dikembangkan oleh Rafael dengan dukungan dana yang signifikan dari AS, Iron Dome adalah sistem pertahanan udara bergerak yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan roket jarak pendek dan artileri 155mm di segala kondisi cuaca, termasuk kabut, badai debu, awan rendah dan hujan.
Dilengkapi dengan radar pelacakan, unit manajemen pertempuran dan kontrol senjata, serta unit penembak rudal, sistem secara bersamaan dapat mencegat beberapa ancaman yang diluncurkan dari jarak 4km hingga 70 km. Sistem ini juga efektif untuk menembak pesawat terbang.
IDF saat ini telah mengerahkan sembilan baterai Iron Dome dari total yang direncanakan 12 unit. Produksi Iron Dome juga didukung oleh Elisra Group dan Israel Aerospace Industries, dengan beberapa komponen juga diproduksi oleh perusahaan pertahanan AS Raytheon.
Sumber: airforce-technology.com