Jepang akan menyampaikan “protes keras” kepada Rusia atas pelatihan-pelatihan militer yang dilaporkan sedang diselenggarakan di kepulauan Kuril, kata Perdana Menteri Shinzo Abe, Rabu 13 Agustus 2014.”Saya tidak dapat menerima ini sama sekali” katanya kepada wartawan menjawab pertanyaan tentang pelatihan-pelatihan itu.
“Kami akan menyampaikan satu protes keras kepada Rusia melalui kementerian luar negeri,” tambah Abe yang dikutip kantor berita Jiji Press.
Tetapi kementerian luar negeri tidak dapat segera mengonfirmasikan apakah Rusia sedang melakukan pelatihan di pulau-pulau yang telah lama disengketakan, yang terletak d patai timur jauh Rusia dan persis utara Jepang.
Pernyataan Abe itu diucapkan setelah Rusia membatalkan satu pertemuan dengan seorang menteri Jepang menanggapi satu babak abru sanksi-sanksi oleh Tokyo terhadap para tokoh senior yang terlibat dalam penganeksasi semenanjung Kremia Ukraina.
Pertemuan, menurut rencana diselenggarakan akhir Agustus, diperkirakan akan dipusatkan pada sengketa wilayah yang telah menghambat perdagangan dan menyebabkan Moskow dan Jepang tidak dapat menandatangani satu perjanjian yang secara resmi mengakhiri permusuhan Perang Dunia II.
Baik Kremlin maupun Abe mengharapkan untuk mulai memperbaiki hubungan guna menghidupkan kembali perdagangan, dengan Jepang berusaha akses lebih luas bagi pasokan-pasokan minyak dan gas alam.
Presiden Vladimir Putin menerima Abe April 2013 untuk KTT resmi pertama kedua pihak di Moskow dalam sepuluh tahun. Kedua pemimpin itu sepakat untu menggerakkan serangkaian perundingan tingkat pejabat tinggi tentang klaim Tokyo atas empat pulau paling selatan di gugusan Kuril yang masih disebutnya sebagai Wilayah Utara.