Tak satu pun dari sistem pertahanan udara Amerika Serikat saat ini yang mampu mencegat rudal balistik antarbenua Dongfeng (DF)-41 yang sedang dikembangkan China. Demikian sebuah laporan surat kabar Die Welt yang berbasis di Berlin, Rabu 6 Agustus 2014.
Karl Josef Dahlem, penasihat kepala pertahanan udara dengan produsen senjata Eropa MBDA dalam wawancara dengan Die Welt mengatakan mencegat DF-41 di udara sama sama sulitnya menembak peluru senapan dengan senapan yang lain.. Deteksi sedini mungkin dengan radar adalah suatu keharusan bagi AS untuk mencegat rudal antarbenua, kata Dahlem. “Tergantung pada jalur penerbangan rudal mengambil sekitar 20 sampai 25 menit untuk memulai dari Asia ke target di Amerika Serikat,” kata Dahlem.
DF-41 mampu terbang dengan ketinggian 1.000 km di atas permukaan air laut yang berarti sudah berada di luar angkasa. Bahkan dua kali lebih jauh dibandingkan Stasiun Luar Angkasa Internasional. Untuk alasan ini, yang menjadikan akan sangat sulit mengadang rudal tesrebut.
Seperti diketahui setelah menjadi senjata yang paling misterius, China akhirnya mengakui telah mengembangkan rudal antarbenua tersebut. Senjata ini dianggap paling efektif yang dimiliki China.
Dengan berbagai jarak serangan antara 12.000 dan 15.000 kilometer, Die Welt mengatakan bahwa DF-41 memiliki kemampuan yang sangat mirip dengan roket US Minuteman atau Russiam RS-24M Yars. Setiap penanggulangan tidak dapat menjamin keamanan Amerika Serikat sepenuhnya dari serangan rudal antarbenua.
Sumber: defencenews
Comments are closed.