Nasib ATD-X Shinshin Ditentukan 4 Tahun Lagi

Nasib ATD-X Shinshin Ditentukan 4 Tahun Lagi

ATD-X-first-prototype-sideJepang telah meluncurkan ATD-X Shinshin pesawat tempur demonstran tetapi juga sedang mempertimbangkan membeli lebih banyak Lockheed Martin F-35. Baru empat tahun kemudian akan akan memutuskan dalam waktu empat tahun apakah akan mengembangkan pesawat tempur berikutnya sendiri atau dengan mitra asing.
Pesawat tunggal ATD-X, seukuran Saab Gripen, sedang menjalani tes darat. Menurut kementerian pertahanan Institut Teknis Penelitian dan Pengembangan (TRDI) ATD-X tahun ini akan terbang dan pogram evaluasi akan dimulai hingga 2016. (baca: Pesawat Siluman Jepang Resmi Diluncurkan)

Pesawat ini telah dibangun untuk mendemonstrasikan teknologi-termasuk siluman, sensor kulit dan fly-by-light control. ATD-X didukung oleh dua mesin IHI XF5-1 dengan daya dorong 11.000.

Ada keterlibatan Amerika dalam program ini meski secara tidak langsung. Muncul dalam laporan TRDI untuk tahun fiskal hingga 31 Maret 2014, yang berisi daftar kontrak yang ditandatangani dengan Angkatan Udara AS dalam mendukung program ini. Salah satu item, biaya US$ 1.120.000 untuk pengujian di luar Jepang. Pemerintah Jepang belum menyebutkan rencana untuk terbang ATD-X di luar Jepang. Tetapi yang jelas AS telah menolak memasok teknologi siluman untuk ATD-X. Hal ini terlihat karena Jepang mengirim model radar dari desain dimaksudkan untuk Prancis pada tahun 2005 untuk evaluasi.
Salah satu fungsi dari ATD-X adalah untuk kontra pesawat siluma. Pada tahun 2008, pihaknya berharap untuk menggunakan ATD-X untuk memvalidasi kemampuan dari FPS-5 radar, E-767 AWACS dan Airboss infra-red untuk mendeteksi pesawat siluman. Enam tahun kemudian tidak akan mengejutkan jika sensor lain telah ditambahkan ke dalam daftar.  Pengembangan ATD-X dimulai pada 2000. Tetapi pemerintah tidak menyetujui program itu hingga tahun 2007. Baru ketika AS menolak untuk memasok Lockheed Martin F-22 akhirnya program itu disetujui. (baca: Akhir 2014 Siluman Jepang Terbang)

Kementerian pertahanan berencana meluncurkan program pesawat berikutnya yang sementara disebut F-3 pada tahun 2016 atau 2017, dengan prototipe terbang di 2024-2025 dan produksi dari 2027 dan masuk ke layanan sekitar 2030.
Menteri Pertahanan Itsunori -Onodera mengatakan Jepang akan memutuskan pada tahun 2018 apakah akan mengembangkan pesawat tempur sendiri atau bekerja sama dengan negara lain.
Sebelum pesawat tersebut disampaikan, Jepang akan membutuhkan lebih dari 42 F-35 yang telah dipesan pada akhir 2011 sebagai pengganti lebih dari 70 F-4EJ Kai dan RF-4E buatan tahun 1970-an. Dari 201 F-15J dan F-15DJ dalam persediaan, hanya 88 yang ditingkatkan dengan radar lebih handal.

Ketegangan dengan China atas pulau-pulau Senkaku atau Diaoyu mendorong Jepang harus meningkatkan kekuatan militer mereka. Salah satunya dengan upgrade F-15 pada Oktober 2013 lalu. Jepang juga berencana mengupgrade F-2 setelah menerima F-35. Demikian juga F-16 telah dimodifikasi dan bisa bertahan hingga 2035.

Sumber: aviationweek