K-MAX, helikpoter kargo tak berawak berbobot 6.000 pon dibangun oleh Lockheed Martin akhir Juli 2014 telah kembali ke rumah setelah sejak 2011 digunakan Marinir di Afghanistan. Pihak perusahaan menyebutkan selama bertugas di Afghanistan kendaraan tersebut tercatat telah memindahkan berbagai barang terutama peralatan tempur dengan berat lebih dari 4,5 juta pon dan melakukan ribuan misi pengiriman.
Baru-baru ini, K-MAX harus bekerja di basis penutupan di provinsi Helmand Afghanistan ketika Korps Marinir ditarik mundur dengan membawa hingga 6.000 pon Hesco dari pos-pos kecil kembali ke Camp Leatherneck.
Program ini mengalami kemunduran. Pada Juni 2013, salah satu drone K-MAX di Afghanistan jatuh dalam keadaan yang belum pernah diungkapkan kepada publik. Seorang juru bicara untuk program executive officer Angkatan Laut untuk Unmanned Aviation dan Strike Weapons Emily Burdeshaw, mengatakan penyelidikan atas insiden telah selesai dan diserahkan kepada Pusat Keamanan Angkatan Laut. Pejabat menilai jatuh K-MAX, katanya, akan menjadi bahan perbaikan tahun depan.
Saat ini kedua helikopter itu akan disimpan sambil menunggu perbaikan. Keduanya disimpan di fasilitas Lockheed Martin Sistem Integrasi di Oswego, North Carolina.
Sementara banyak yang masih belum jelas apakah K-MAX bisa cocok untuk masa depan misi Korps Marinir berfokus pada unit kecil dan pasifik.
Letjen William “Mark” Faulkner, Komandan instalasi dan Logistik Korps Marinir telah sering berbicara tentang K-MAX sebagai teknologi yang bisa mempertahankan operasi amfibi masa depan.
“Saya tidak mengatakan bahwa platform di Afghanistan saat ini akan menjadi solusi masalah lain di masa depan,” kata Faulkner dalam sebuah wawancara