Sebanyak 10 anak berusia 6-12 tahun sedang bermain dengan gembira di kamp pengungsian Beach, Palestina. Enam dari anak laki-laki tersebut sedang dengan riang bermain ayunan yang disiapkan khusus di kamp tersebut untuk menyambut Idulfitri. Sementara empat anak yang lain dengan sabar menunggu giliran.
Di tengah keceriaan anak-anak tersebut tiba-tiba di langit meraung deru pesawat tempur. Sesaat kemudian sebuah ledakan meledak memekakkan telinga. Dan keceriaan pun berganti dengan petaka. Kesepuluh anak itu tewas menjadi korban keganasan tentara zionis Israel.
Yusuf Hassona, Jamal Aliam, Mohammed Abu Shaqfa, Mahmood Ahmed, Shubair, Mohammed Muqdad, Bara Muqdad, Mohammed Barud, tujuh: Ahmed Washas, 12, dan Ahmed Hajaj, 12 Seorang anak lainnya dikatakan hilang. “Mereka semua bermain hanya di ujung gang ini. Mereka berada di depan rumah,” kata Asma al-Muqaid, seorang ibu.
“Kami mendengar ledakan, dan kemudian berlari keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Kami benar-benar terkejut melihat situasi yang terjadi. Mengapa Israel melakukan hal ini? Apakah mereka ingin membunuh semua anak-anak kita?” ujarnya histeris.
Anas Abu Shaqfa, seorang anak berusia tujuh tahun yang selamat mengaku mendengar suara helikopter sebelum ledakan. Dua sepupunya, Jamal Aliam dan Mohammed Abu Shaqfa juga tewas dalam serangan itu. “Aku tidak takut, tapi sangat sedih karena sepupu saya meninggal. Kami sering bermain bersama,” ujar Anas dikutip The Independent.
Sebuah lubang dangkal menganga di jalan menunjukkan di mana rudal itu mendarat. Ada sebuah pistol mainan dari plastik yang berlumuran darah tergeletak di dekat sepatu kecil.
Sebuah kios yang menjual makanan ringan juta hancur dan pemiliknya luka parah.
Ibrahim al-Majhal,18, yang berada di jalan ketika ledakan berlangsung mengisahkan mendengar pesawat F-16 terbang rendah. “Itu pasti pesawat itu [F-16], kami terbiasa dengan suaranya. Rudal langsung menghantam di antara anak-anak. Aku melihat anak-anak kecil itu hancur terpotong-potong. Ada lengan dan kaki di jalan. Aku berlari karena saya pikir ada akan menjadi rudal kedua. Ketika itu tidak terjadi, saya datang kembali untuk membantu. Tapi aku tidak bisa mengambil lengan dan kaki anak-anak itu. Terlalu banyak,” katanya.
Palestina berkabung setelah serangan udara di kamp pengungsi tersebut. Mereka yang meninggal adalah Yusuf Hasson,7, Jamal Aliam,7, Mohammed Abu Shaqfa, 7, Mahmood Ahmed,7, dan Shubair,6, keduanya saudara sepupu, Mohammed Muqdad,8, Bara Muqdad, 7, Mohammed Barud,7, Ahmed Washas, 12, dan Ahmed Hajaj, 12. Seorang anak lainnya hilang.
Pemakaman 10 anak itu penuh dengan haru tetapi juga dipenuhi dengan semangat. “Pada hari Idulfitri, saya bangga mengorbankan anak saya demi kemenangan perlawanan dan kemenangan rakyat Palestina,” kata seorang ayah dari salah satu anak yang meninggal.
Serangan itu terjadi setelah gencatan senjata 24 jam dinyatakan oleh Hamas. Israel mengatakan bahwa rudal yang menghantam anak-anak itu justru dari rudal Hamas yang salah sasaran. Kelompok itu harus bertanggungjawab.
Comments are closed.