
Sebuah panel Senat AS menyerukan Menteri Pertahanan Chuck Hagel untuk menilai kembali mesin yang digunakan F-35 Joint Strike Fighter dengan mesin lain seperti General Electric-Rolls-Royce. Namun Pentagon tidak setuju dengan hal itu dan menilai sebagai sebuah pertaruhan yang sangat berbahaya.
Usulan untuk mengganti mesin muncul setelah beberapa kali pesawat siluman generasi kelima ini dilanda masalah. Terakhir, 23 Juni 2014 terjadi insiden kebakaran mesin yang menyebabkan seluruh pesawat harus digrounded. Rencana untuk melakukan debut pertama di Eropa dengan mengikuti ajang pameran kedirgantaraan di Inggris pun gatal total.
Pemerintahan Obama, yang dipimpin Menteri Pertahanan Robert Gates kala itu melobi keras untuk menghentikan program mesin kedua tahun 2011, Dan hal itu sepertinya tidak mungkin dilakukan lagi.
“Ini mungkin salah satu saat penyerapan membebankan disiplin yang dibutuhkan pada proses penganggaran,” kata Loren Thompson, chief operating officer dari Lexington Institute dan konsultan untuk perusahaan pertahanan. “Untuk me-restart program mesin alternatif, legislator harus mencari miliaran dolar.”
Departemen Pertahanan Amerika mengatakan mesin utama F-35,dibangun oleh Pratt & Whitney akan menghemat miliaran rupiah jika nanti dikembangkan lebih lanjut daripada membeli mesin baru. Namun para pendukung usulan pergantian mesin ini menyebut sebaliknya. Pergantian mesin menjadi GE dan Rolls-Royce dipastikan akan menjadikan harga pesawat akan turun.
Pendukung ini juga mengatakan insiden kebakaran mesin beberapa waktu lalu adalah masalah besar yang tidak boleh disepelekan. Dalam laporan yang Senat subkomite pertahanan merekomendasikan pejabat senior Pentagon menilai kembali program mesin alternatif menciptakan persaingan untuk meningkatkan harga, kualitas dan ketersediaan operasional.”
Hal yang mungkin jika itu dilakukan adalah untuk melakukan program pengembangan mesin generasi selanjutnya. Dan ini sudah dilakukan Pentagon dengan anggaran $ 1 milyar antara 2016 dan 2019 untuk apa yang disebut Adaptive Engine Technology Development program. Namun program ini fokus untuk pengembangan generasi keenam. Bukan untuk F-35.
Selain itu untuk mengganti mesin baru maka harus dibuka lagi persaingan dengan GE-Rolls-Royce. Ketika program tersebut sempat muncul pada 2011, perusahaan itu mengajukan F136 GE-Rolls-Royce. Dan apakah sekarang mereka tidak akan kesulitan jika harus bersaing lagi.
Frank Kendall dari Eksekutif Pentagon pada 14 Juli 2014 mengatakan pihaknya tidak ada rencana untuk membuka kembali kompetisi pergantian mesin F-35.”Secara keseluruhan kami yakin dengan mesin sekarang,” katanya.
Bennett Crosswell, yang mengepalai divisi militer Pratt, mengatakan ia tidak khawatir tentang laporan Senat. “Aku akan membiarkan orang lain memutuskan bagaimana mereka ingin memperlakukan ini,” katanya. “Saya bahkan tidak berpikir tentang hal itu. Saya hanya berpikir tentang memenuhi kebutuhan pelanggan kami. Aku tahu kedengarannya agak klise, tapi benar-benar, itulah yang kita fokus pada. “
Comments are closed