
Scorpion Textron Airland memulai debutnya di Farnborough 2014. Sebuah langkah luar biasa mengingat konsep gambar pesawat ini baru diluncurkan 23 bulan lalu.
Sekitar 2,5 tahun yang lalu Scorpion, pesawat intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR) intelijen, pengawasan dan pengintaian (ISR) yang juga memiliki kemampuan tempur hanyalah sebuah konsep yang dipresentasikan melalui PowerPoint. Tetapi sekarang, pesawat itu telah berhasil membuat debut internasional di Farnborough 2014.
Dari awal pesawat ini didesain dengan platform untuk menampung sejumlah peralatan mata-mata, intelijen dan pengawasan serta senjata plihan. Bersayap lurus, twin-tail, berbahan komposit, kursi tandem dan menggunakan dua mesin twin Honeywell TF731 yang mampu mendorong pesawat hingga kecepatan maksimul 450 knots.
Hebatnya pesawat ini sangat murah yakni sekitar 20 juta dollar dengan biaya operasional hanya 3.000 dollar per jamnya.
Saat acara FAI 15 Juli 2014, CEO Textron Scott Donnelly menjelaskan bagaimana perusahaan mengidentifikasi sebuah ceruk yang luas antara pesawat tempur berkemampuan tinggi dan rendah yang ada di pasar. Di ceruk itulah Scorpion terbang.
“Jika Anda melihat pasar untuk militer saat ini semua investasi Departemen Pertahanan negara-negara maju difokuskan untuk pengembangan pesawat yang luar biasa dengan kinerja tinggi seperti F-35, Eurofighters, Super Hornets dan yang sekelas dengan itu,” katanya.
Di sisi lain juga masih ada pesawat bermesin tunggal turboprop seperti AT-6. Jadi ada kesenjangan sangat besar antara keduanya. Dan di tempat itulah mereka kemudian menawarkan Scorpion. Tidak terlalu ringkih, tetapi juga tidak terlalu mahal. Cukup untuk sebuah operasi sedang yang jika dilakukan oleh pesawat semacam F-35 atau Typhoon akan sangat berlebihan.”Dalam waktu kurang dari dua tahun kami meloncat dari slide PowerPoint untuk kemudian bisa terbang pada Desember 2013,” ujarnya.
Pesawat ini telah menjalani uji terbang selama enam bulan. Dan dengan keberanian penuh kemudian menyeberang ke Eropa untuk melakukan debut pertamanya di ajang pameran kedirgantaraan terbesar di dunia. Bayangkan saja, uji terbang baru mencapai 130 jam. Tetapi mereka mampu menembus samudra Atlantik. Sangat jauh berbeda dengan F-35 yang akhirnya gagal ikut kontes ini.
”Kami terbang di atas 4.700 mil laut dari Wichita [Kansas] tanpa masalah apapun, jadi kita sekarang telah memasuki tahap pemasaran pesawat itu. ”
Presiden Textron Airland Bill Anderson mencatat sampai saat ini tidak ada masalah yang dihadapi Scorpion: “Kami belum kehilangan satupun dari jadwal penerbangan. Kami terbang ke Inggris dengan baik dan semua sesuai jadwal,” katanya bangga.
Yang mengejutkan banyak orang Scorpion sebenarnya bukan pesawat kecil. Karena dengan bobot 21,250 pouns untuk take off termasuk ukuran pesawat tempu besar. Tetapi kenapa bisa begitu murah dan efisien serta begitu cepat pengembangnanya.
Belum lagi jika melihat pesawt ini bisa membawa senjata dalam ukuran yang lumayan besar. Scorpion memiliki enam cantelan di setiap sisi sayap yang multifungsi. Bisa digunakan untuk menempelkan alat sensor, tangki bahan bakar eksternal ataupuns enjata. Beban di cantelan yang bisa dibawa mencapai 9.300 pounds.
Anderson menambahkan bahwa Scorpion juga memiliki sistem pendinginan dan listrik untuk semua paket ISR high-end saat ini. ”Tidak ada pesawat di kelasnya yang menawarkan kemampuan tersebut.”
Scorpion bisa terbang 150 mil dengan beban tempur tanpa pengisian bahan bakar. Pesawat ini juga dirancang untuk mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara. Jadi lengkap sudah kehebatannya.
Misi utama Scorpion adalah sebagai pesawat dukungan serangan darat, keamanan maritim, kontrol terhadap ancaman udara yang rendah, pelatihan dan tentu saja mata-mata. Scorpion nantinya direncanakan untuk menggantikan epsawat Northrop T-38 Talon, pesawat latih Amerika.