Dalam beberapa tahun terakhir negara-negara Afrika Sub-Sahara telah menggenjot akuisisi pesawat tempur multirole canggih dan helikopter tempur. Pembelian besar-besaran ini tidak sekadar untuk menanggulangi ancaman tetapi juga untuk menegaskan kekuatan nasional mereka.
Menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), peningkatan pembelian ini juga tidak lepas dari tumbuh pesatnya pemasukan dari sector minteral dan hidrokarbon yang naik hingga lebih dari dua kali lipat dalam enam tahun terakhir.
Meskipun perlombaan untuk keunggulan militer telah sebagian besar terbatas pada wilayah Afrika Utara / Maghreb di mana Aljazair, Maroko dan Mesir secara terbuka bersaing untuk supremasi regional melalui program akuisisi senjata baru besar-besaran, negara-negara Afrika sub-Sahara juga merespons dengan cepat.
Sebuah survei pembelian pesawat militer Afrika baru-baru ini menunjukkan jet tempur multirole telah menjadi favorit kalangan angkatan udara Afrika.
Terlepas dari Afrika Selatan, yang telah memiliki 26 JAS-39C Gripen pada tahun 1999 dan Beriev Be-200 pesawat serbaguna amfibi serta Ilyushin 76 pesawat angkut strategis, sebagian besar negara-negara lain sepertiya memilih Rusia untuk pembelian pesawat tempur canggih ini. Sukhoi dan MiG menjadi pilihan.
Akuisisi terbesar dilakukan pada Juli 2013 ketika Ethiopia memutuskan untuk mengupgrade 18 Su-30K. Menurut Alexander Mikheyev, wakil direktur eksportir senjata milik negara Rusia Rosoboronexport, pesawat akan dimodernisasi dan dilengkapi dengan taktis, teknis dan operasional karakteristik baru, termasuk sistem rudal udara ke udara.
Pada Mei 2013 tahun lalu, Angkatan Udara Uganda mengakuisisi enam jet tempur Sukhoi Su-30MK, sehingga jumlah Su-30 yang diperoleh dari Rusia sejak 2011 menjadi 12 unit.
Popularitas Su-30K juga terus meningkat ketika t ahun lalu Angola memerintahkan 12 pesawatnya di upgrade.Enam di antaranya telah dikirim. Angkatan Udara Angola sudah mengoperasikan enam Su-30MK sejak 2012. Pesawat ini mampu melakukan operasi di segala cuaca dan kondisi. Selain itu juga mampu melakukan peran lain, termasuk pertahanan udara, patroli udara, pengawalan, patroli maritim dan serangan darat dalam penghancuran pertahanan udara musuh.
Juni 2014, Angkatan Udara Chad juga meluncurkan pertama dari tiga MiG-29 yang mereka pesan dari Ukraina pada tahun 2009. Mengomentari akuisisi, Presiden Chad Idriss Deby Itno berkoar bahwa negaranya adalah salah satu dari sedikit di Afrika yang memiliki superior kemampuan pertahanan udara.
“Tidak ada negara Afrika kecuali Mesir, Nigeria dan Afrika Selatan memiliki senjata yang Chad miliki ini, “kata Déby.
Pada bulan April, Mesir menyatakan minatnya untuk memesan 24 MiG-29 dan MiG-35 dari Rusia United Aircraft Corporation. Selain itu juga disepakati akuisi helikopter serang Mi-35 yang jumlahnya masih dirahasiakan.
Menurut Siemon Wezeman, dari program transfer senjata SIPRI, tak satu pun dari negara-negara Afrika yang memiliki kekuatan udara luar biasa. Mereka memiliki pesawat sebatas untuk menghadapi ancaman keamanan negara.
Sumber: defensenews