Filipina mengakuisi radar pertahanan Israel Elta senilai 62 juta dollar Amerika. Radar ini akan diinstal di Palawan untuk bisa menutup kawasan laut China Selatan yang berada di barat Negara tersebut. Radar ini akan menggantikan tugas radar tua yang saat ini ditempatkan di Pulau Lubang dan Ilocos Norte.
“Palawan adalah lokasi baru. Tetapi yang lama tidak akan ditutup bahkan akan diganti juga dengan alat yang baru. Semua sudah deprogram,” Wakil Pertahanan Eduardo Batac, Rabu, 9 Juli 2014
Sistem radar baru ini mencakup radius 350 mil-laut. Selain dari sistem radar, proyek tersebut mencakup pembangunan platform radar, sistem komunikasi, tes, dan penyediaan spesifikasi parts.Technical cadang dibahas selama tahap pra-negosiasi meskipun Batac mengatakan ini harus diformalkan.
Batac juga mengatakan Israel menawarkan hal lain yang lebih baik termasuk upgrade kemampuan Angkatan Udara Filipina, yang juga memperoleh skuadron jet tempur dari Korea Selatan, pesawat patroli jarak jauh, dan helikopter anti-kapal selam, antara aset udara baru lainnya.
Filipina memiliki satu sistem radar yang tersisa di stasiun udara Wallace di San Fernando, La Union. Sistem radar yang ada memiliki jangkauan terbatas dan tidak lagi sepenuhnya operasional. “Radar Anda seharusnya 24/7 fasilitas untuk keperluan deteksi terhadap gangguan ke ruang udara kami,” kata Batac
Filipina memiliki kemampuan pertahanan udara tingkat pertama dari tahun 1950-an sampai awal 1990-an ketika mereka saat itu juga memiliki beberapa skuadron F-86F dan F-5 dari Amerika. Namun kemudian pembangunan pertahanan udara Negara itu mengalami kemunduran. “Selama bertahun-tahun , kami telah kehilangan hampir semua peralatan pertahanan udara kami. Pesawat tempur kami sudah tua. Dan radar ini menjadi bagian untuk membangun kembali kekuatan udara kami,” kata Batac.
Comments are closed.