
Inggris dan Prancis berencana untuk menandatangani nota kesepahaman guna melakukan studi pembangunan sebuah pesawat tempur tanpa awak yang memiliki kemampuan tempur tinggi senilai miliaran Dollar Amerika. Ini adalah kerjasama paling ambisius yang pernah dilakukan untuk menyaingi F-35 Amerika.
Kesepkatan itu rencananya akan ditandatangani pada tanggal 15 Juli, bersamaan berlangsungnya Farnborough International Airshow oleh Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond dan Menhan Perancis Jean-Yves Le Drian. Studi kelayakan akan dilakukan selama dua tahun dengan tujuan akhir menciptakan drone serangan kemampuan super.
Penelitian tempur sistem udara tak berawak (UCAS) dipandang sebagai langkah menuju mempersiapkan pengganti Rafale dan Typhoon, pesawat generasi keempat pada sekitar 2035.
Dalam kerjasama tersebut Dassault Aviation dan BAE Systems akan fokus pada platform mesin Rolls-Royce dan Snecma, dan Selex ES dan Thales pada sensor dan sistem elektronik. “Target kami ditetapkan oleh presiden dan perdana menteri Inggris pada KTT Brize Norton. Pada kesepakatan di Farnborough Airshow ditujukan untuk meluncurkan tahap kelayakan senilai lebih dari 272 juta dollar,” ungkap juru bicara Prancis.
“Proyek teknologi demonstrator untuk Future Combat Air System (FCAS), yang bertujuan untuk bersama mempersiapkan generasi pesawat tempur setelah Rafale dan Typhoon. Ini adalah kerjasama yang paling ambisius di peta jalan kami dalam hal peralatan dan industri pertahanan , “katanya.
FCAS adalah konsep yang didasarkan pada pesawat tempur generasi kelima seperti F-35.
“Ini merupakan langkah penting dalam membangun proyek UCAS Perancis-Inggris, yang prefigures peluncuran program dalam waktu dua tahun,” kata Chief Executive Eric Dassault Trappier. “Drone tempur ini bisa menjadi pelengkap operasional untuk jet tempur seperti Rafale.”
Studi kelayakan akan bekerja pada arsitektur sistem, teknologi kunci dan definisi metode simulasi. Tugas selanjutnya adalah untuk memeriksa konsep operasional, menetapkan spesifikasi dan memperkirakan biaya pembangunan demonstran, katanya.
Inggris menyadari F-35 adalah pesawat yang hebat. Tetapi pihaknya juga tidak ingin tergantung terlalu banyak pada teknologi Amerika hingga tetap membangun pesawat super ini.
Sumber: