Departemen Pertahanan Amerika Serikat Kamis 10 Juli 2014 secara resmi meluncurkan kontes untuk mengembangkan pembom jarak jauh baru mereka. Northrop Grumman Corp NOC +0.10% akan diadu melawan tim yang dipimpin oleh Boeing Co BA 0,00% dan Lockheed Martin Corp LMT 0,16% untuk bisa memperebutkan kontrak senilai lebih dari 80 miliar Dollar Amerika.
Setelah ini diharapkan ada keputusan pada musim semi mendatang siapa yang akan ditunjuk untuk membangun antara 80- 100 pembom. Pentagon mematok harga satu bomber tidak lebih dari 550 miliar Dollar dan memasuki layanan pada pertengahan dekade berikutnya.
Pentagon telah memberikan beberapa rincian tentang bomber direncanakan, Meskipun sejumlah pejabat telah menekankan fokus pada daya jangkau namun juga harus menggunakna teknologi tinggi.
Departemen Pertahanan memutuskan akan membuat bomber brau pada 2009 dengan alasan untuk mengganti B-52 dan B-2 yang sudah tua. Pembom menjadi satu dari tiga prioritas yang dibangun selain F-35 dan pesawat tanker.
Boeing-Lockheed bergabung untuk program ini guna melawan Northrop. Boeing dan Lockheed mengumumkan rencana Oktober lalu untuk bekerjasama. Kepala unit kedirgantaraan Lockheed, mengatakan bulan lalu bahwa ia mengejar pendekatan “best of breed” dalam memberikan kontribusi bagi bomber direncanakan dan sudah “dipaku” dengan Boeing peran masing-masing perusahaan.
Boeing cukup berhasil di sejumlah pesawat militer seperti P-8 pesawat pengintai, F/A-18, dan F-15. “Ini adalah upaya berkelanjutan sangat aktif, prioritas yang sangat tinggi untuk Boeing,” kata Presiden Bidang Investasi dalam program Bomber Lockheed Dennis Muilenburg.
Mereka akan menghadapi lawan berat yakni Northrop yang sebelumnya sukses membuat bomber siluman B-2 Spirit.
“Kita memiliki warisan yang besar dan keahlian dan pengalaman, dan kita melihat bahwa sebagai kesempatan yang sangat berarti seperti yang kita maju,” kata Chief Executive Northrop Wes Bush.