
Jepang menyatakan bisa saja membeli lebih banyak F-35 Joint Strike Figther, tetapi dengan syarat harga pesawat itu bisa lebih murah lagi.Hal tersebut disamapaikan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera di Tokyo 8 Juli 2014. “Jika masing-masing negara memperluas kemampuan manufaktur [F-35] dan meningkatkan volume produksi, ini mengarah ke pengurangan biaya unit,” kata Onodera wartawan setelah mengunjungi Lockheed Martin di Fort Worth, Texas. “Dalam kasus seperti itu, sangat penting untuk berpikir dua kali tentang total volume.”
NHK melaporkan bahwa Onodera diberitahu oleh pejabat Lockheed Martin bahwa perusahaan akan mulai merakit F-35 untuk Jepang pertama pada bulan Agustus.
Japan Air Self-Defense Force berencana untuk mengakuisisi 42 F-35A. Dari jumlah itu baru enam yang disepakati atnara Kementerian Pertahanan dengan Lockheed Martin dengan nilai 627.2 juta Dollar Amerika. Empat dari yang disetujui akan dibiayai dengan anggaran 2014.
Sementara itu, seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan mengatakan kepada bahwa beberapa dari dari enam pesawat Jepang Maritime Self-Defense Force dan empat pesawat Angkatan Laut rusak pada bulan Februari saat terjadi badai salju dan tidak mungkin diperbaiki lagi. “Kita tidak bisa mengggunakan pesawat itu lagi karena sudah rusak parah,” kata pejabat itu.
Pernyataan Onodera seperti menjadi cahaya kecil bagi F-35 yang sedang dirundung masalah karena kembali digrounded menyusul insiden kebakaran mesin 23 Juni lalu di di Eglin Air Force Base di Florida. Insiden ini bahkan dikhawatirkan akan mengganggu atau bahkan membatalkan rencana F-35 untuk tampil pertama di Eropa dalam ajang Farnborough Airshow Juli ini.
Sumber: janes.com
Comments are closed