Pemerintah Irak dilaporkan mengancam untuk membatalkan perjanjian pertahanan dengan AS karena lambatnya Negara yang pernah menyerbunya itu dalam penyediaan jet tempur F-16 yang telah dipesan.
Sumber tanpa nama yang dekat dengan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki mengatakan kepada The Sunday Times 7 Juli 2014 bahwa ia berencana untuk membatalkan perjanjian kerangka strategis (SFA) yang ditandatangani dengan Amerika Serikat pada tahun 2008.
“Jika Maliki mencabut perjanjian tersebut, Obama akan melihat bahwa nantinya Rusia dan Iran yang akan untuk mengisi kesenjangan, terutama di mana kontrak militer dan logistik yang bersangkutan,” ungkap salah satu sumber.
AS mengatakan pada Juni bahwa pengiriman akan ditunda sebagai kontraktor mendukung pesawat tempur harus dipindahkan setelah militan menyerang Isis sebuah pangkalan udara.
Setelah melakukan penundaan, Irak kemungkinan besar akan memilih Su-27 Flanker. Saat ini lima pesawat tempur paling canggih di kelasnya tersebut sudah ada di Tikrit untuk membantu mengatasi pergolakan di Negara tersebut. Lima pesawat sejenis yang lain juga akan mendarat pada akhir pecan ini.”AS telah menunda pengiriman 36 pesawat tempur F-16 dan 24 helikopter Apache ke Irak, mengutip kekhawatiran bahwa persenjataan mungkin jatuh ke tangan militan.”
Sementara itu, anggota parlemen komite bidang keamanan dan pertahanan Irak Hakim Al-Zamli kepada Anadolu Agency mengatakan Irak sedang berusaha untuk mengalihkan dana senilai hamper 3 miliar dolar yang rencananya untuk digunakan membeli F16, helikopter Apache, dan senjata lainnya untuk dibelikan ke Negara lain. “AS tidak serius dan sengaja menunda mempersenjatai tentara Irak untuk memerangi terorisme di negara ini,” kata Al-Zamli.
AS telah menunda pengiriman 36 pesawat tempur F-16 dan 24 helikopter Apache ke Irak dengan berbagai alasan. Salah satunya karena Negara itu khawatir alat perang itu justru jatuh di tangan milisi.
Sumber: airforce-technology.com