Belum Ada Satupun F-16 Irak Siap Tempur

Belum Ada Satupun F-16 Irak Siap Tempur

Iraq-F-16Meski Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki berkali-kali menyindir Amerika tentang lambatnya pengiriman F-16 yang sangat mereka butuhkan untuk memerangi ISIS, tetapi Amerika tetap menyatakan tidak bisa mempercepat pengiriman pesanan pesawat tersebut. Bahkan ironisnya sampai saat ini belum ada satupun pesawat yang memenuhi syarat pertempuran hingga setidaknya sampai pertengahan Agustus nanti.

Menurut seorang pejabat di program pelatihan pilot pemerintahan Obama mencoba untuk mempercepat peralatan untuk pesawat tempur tersebut. Termasuk mempecepat pengiriman rudal dipandu laser Hellfire dan helikopter tempurApache. Namun Amerika juga khawatir senjata itu justru digunakan untuk menghancurkan sasaran politik oleh pemerintah Irak.

Masalahnya pula di Irak baru ada dua pesawat angkatan udara Negara tersebut mampu menembak kan rudal Hellfire. Salah satunya Cessna Turborpof. Amerika harus mencari pesawat lain jika ingin membantu Irak dengan rudal tersebut.
Amerika telah setuju untuk mengirim 1.132 Hellfires untuk dijual ke IRak. Untuk tahun ini diperkirakan 400 rudala akan dikirim. Namun ternyata pesawat untuk mengangkut dan menembakkan rudal juga belum siap.

Lukman faily, duta besar Irak untuk Amerika Serikat, mengatakan di Washington pekan ini bahwa Baghdad kembali memi nta Amerika mempercepat pengiriman pesawat termasuk Apache yang sangat dibutuhkan untuk menghentikan pergerakan ISIS. Keterlambatan Amerika telah memaksa mereka berpaling ke Rusia.

“Kami tidak memiliki pilihan,” katafaily. “Situasi di lapanganmendorongkita untuk memilihsiapa pun yangakanmendukung kami.” Rusiamengirim beberapadibongkarSu-25 jet tempurke Irakpekan ini, dan Iranjugatelah memasokSu-25.

Pengiriman F-16 juga makin tak pasti ketika Amerika menyebut Pangkalan Balad yang rencananya akan dijadikan pusat kendali pesawat tersebut pembangunannya dihentikan karena factor keaamanan.

tidak pasti, sebagian karena Balad Air Base, yang akan bertempat jet, tidak lagi aman. Pada tanggal 12 Juni, militan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), sekarang dikenal sebagai Negara Islam, mendekati dasar 40 km sebelah utara dari Baghdad dan memaksa kontraktor AS yang bekerja pada keamanan di sana untuk meninggalkan daerah itu.