More

    Angkatan Darat AS Tandemkan Drone dan Apache

    on

    |

    views

    and

    comments

    ddddAngkatan Darat  AS  mulai melengkapi brigade penerbangannya dengan drone seiring semakin mendekatinya pensiun helikopter pengintai serta untuk menyesuaikan dengan pemotongan anggaran.
    Brigade penerbangan tempur di Fort Bliss, Texas, dan Fort Carson, Colorado, diharapkan untuk menyelesaikan divestasi OH-58 Kiowa dan menambahkan sistem udara tak berawak RQ-7 Shadow akhir tahun ini. Menurut Kolonel Thomas von Eschenbach 10 atau lebih brigade akan melakukan transisi ini selama tiga hingga empat tahun ke depan.

    Langkah ini merupakan bagian dari Angkatan untuk memotong biaya sambil mempertahankan teknologi baru dengan merombak unit penerbangan. Beberapa program yang dilakukan adalahh menambah AH-64 Apache dan UH-60 Black Hawk serta helicopter ringan UH-72 Lakota . “Angkatan Darat ingin mengganti Kiowa yang sudah tua,” kata Mark Gunzinger and Chris Dougherty, fellows at the Center for Strategic and Budgetary Assessments yang menjadi tingk tank Washington, DC, Kamis 3 Juli 2014

    Berdasarkan konsep yang dikenal sebagai unmanned teaming, Apache akan dipasangkan dengan drone untuk melakukan pengintaian dan misi serangan. Menurut laporan Pentagon Desember Militer AS memiliki sekitar 500 Shadow, 240 Predator dan Gray Eagles
    Selama satu dekade terakhir perang di Irak dan Afghanistan, tentara infanteri dalam tim brigade tempur juga telah mengunakan drone seperti Shadow, yang memiliki kamera electro-optical/infrared, untuk memantau medan perang secara real-time. Sekarang, Angkatan Darat ingin secara resmi menggabungkan teknologi ke dalam reorganisasi brigade tempur penerbangan.

    Setiap brigade penerbangan akan mencakup skuadron serangan pengintai terdiri dari tiga pasukan Apache, dengan total 24 helikopter serang, dan tiga peleton Shadow, untuk total 12 dari drone. Setiap peleton akan mencakup empat kendaraan udara dan dua stasiun kontrol yang dipasang di belakang Humvee untuk memberikan round-the-clock surveilans untuk misi. Menggabungkan kedua jenis pesawat memungkinkan pilot helikopter melihat medan perang dan menyerang target dari jarak yang jauh lebih besar dengan memberikan video dari kamera drone langsung ke kokpit.

    Sumber: military.com

     

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this