Site icon

Kapal Terakhir Pengangkut Senjata Kimia Berangkat dari Suriah

Petugas mengawasi pergerakan kapal pembawa bahan kimia Suriah
Petugas mengawasi pergerakan kapal pembawa bahan kimia Suriah

Suriah telah mengirimkan kapal terakhir berisi bahan kimia berbahaya yang disimpan negara tersebut untuk program senjata kimia. “Kapal yang membawa bahan kimia terakhir baru saja meninggalkan pelabuhan (dari Latakia),” Ahmet Uzumcu, Kepala Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, kepada wartawan di Den Haag, Selasa 24 Juni 2014.

Suriah sebelumnya telah mengirim 92 persen persediaan senjata kimia di bawah persyaratan perjanjian yang didukung PBB dan AS-Rusia sebagai syarat tidak adanya serangan udara Barat ke Suriah. Tapi Damaskus menunda pengiriman delapan persen sisanya karena sejumlah alasan. “Kami berharap kita segera bisa melakukan klafirikasi dan memulai penghancuran struktur tertentu yang digunakan sebagai fasilitas produksi kimia-senjata.”
Kementerian luar negeri Suriah menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa muatan terakhir bahan kimia telah diambil di luar wilayah Suriah. Kementerian itu memuji keberhasilan misi dan meminta masyarakat internasional juga musuh bebuyutan Suriah yakni Israel untuk masuk dalam perjanjian tentang senjata pemusnah massal.
Menteri Luar Negeri Rusia mengaku puas dengan apa yang dilakukan Suriah. Dia menganggap ini sebagai sukses yang belum pernah terjadi dalam sebuah operasi internasional.

Sebelumnya Suriah menolak untuk menghancurkan senjata kimia. Namun kemudian mencapai kesepakatan setelah AS mengancam akan melakukan serangan udara terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad menyusul serangan gas di sebuah daerah di pinggiran Damaskus yang menewaskan sekitar 1.400 orang.
Kapal terakhir yang membawa bahan kimia Suriah adalah kapal dari Denmark. Bahan itu akan dibawa ke pelabuhan Italia dari Gioia Tauro untuk kemudian dipindahkan ke kapal AS Cape Ray dan selanjutnya dihancurkan di AS, Inggris dan Finlandia.
Kapal Denmark akan tiba di Italia dalam waktu seminggu. Uzumcu menegaskan bahwa setelah mereka telah dipindahkan ke kapal AS itu bisa memakan waktu hingga 60 hari untuk menghancurkan bahan tersebut. “Dalam empat bulan ke depan sebagian besar bahan kimia akan dihancurkan,” katanya.Kapal Terakhir Pengangkut Senjata Kimia Berangkat dari Suriah
Suriah telah mengirimkan kapal terakhir berisi bahan kimia berbahaya yang disimpan negara tersebut untuk program senjata kimia. “Kapal yang membawa bahan kimia terakhir baru saja meninggalkan pelabuhan (dari Latakia),” Ahmet Uzumcu, Kepala Organisasi Pelarangan Senjata Kimia, kepada wartawan di Den Haag, Selasa 24 Juni 2014.
Suriah sebelumnya telah mengirim 92 persen persediaan senjata kimia di bawah persyaratan perjanjian yang didukung PBB dan AS-Rusia sebagai syarat tidak adanya serangan udara Barat ke Suriah. Tapi Damaskus menunda pengiriman delapan persen sisanya karena sejumlah alasan. “Kami berharap kita segera bisa melakukan klafirikasi dan memulai penghancuran struktur tertentu yang digunakan sebagai fasilitas produksi kimia-senjata.”
Kementerian luar negeri Suriah menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa muatan terakhir bahan kimia telah diambil di luar wilayah Suriah. Kementerian itu memuji keberhasilan misi dan meminta masyarakat internasional juga musuh bebuyutan Suriah yakni Israel untuk masuk dalam perjanjian tentang senjata pemusnah massal.Menteri Luar Negeri Rusia mengaku puas dengan apa yang dilakukan Suriah. Dia menganggap ini sebagai sukses yang belum pernah terjadi dalam sebuah operasi internasional.
Sebelumnya Suriah menolak untuk menghancurkan senjata kimia. Namun kemudian mencapai kesepakatan setelah AS mengancam akan melakukan serangan udara terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad menyusul serangan gas di sebuah daerah di pinggiran Damaskus yang menewaskan sekitar 1.400 orang.
Kapal terakhir yang membawa bahan kimia Suriah adalah kapal dari Denmark. Bahan itu akan dibawa ke pelabuhan Italia dari Gioia Tauro untuk kemudian dipindahkan ke kapal AS Cape Ray dan selanjutnya dihancurkan di AS, Inggris dan Finlandia. Kapal Denmark akan tiba di Italia dalam waktu seminggu. Uzumcu menegaskan bahwa setelah mereka telah dipindahkan ke kapal AS itu bisa memakan waktu hingga 60 hari untuk menghancurkan bahan tersebut. “Dalam empat bulan ke depan sebagian besar bahan kimia akan dihancurkan,” katanya.

Sumber: defencetalk.com

Exit mobile version