Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kembali mengingatkan tentang adanya risiko terkait peningkatan kekuatan militer Rusia yang sangat cepet. Angkatan bersenjata negara tersebut memiliki persenjataan moderen, tentara yang lebih fleksibel serta kekuatan nuklir.
“Selama lima tahun terakhir, pengeluaran pertahanan Rusia telah tumbuh lebih dari 10 persen secara riil setiap tahun,” kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen pada sebuah konferensi keamanan di Bratislava, Slovakia, Mei 2014 lalu.
Rasmussen kemudian membandingkan kondisi yang sebaliknya terjadi di beberapa pa negara NATO Eropa yang justru terjadi pemotongan anggaran militer 20 persen dalam periode yang sama.
Apa yang terjadi di Criema, adalah sebuah peringatan yang harus diwaspadai. “Setelah apa yang telah kita lihat di Ukraina, tidak ada yang bisa percaya apa yang disebut jaminan Rusia atas kedaulatan negara lain dan integritas teritorial,” katanya.
Wartawan Rusia Alexander Golts, yang telah menulis di majalah angkatan bersenjata Rusia selama 15 tahun menganggap NATO tidak paham dengan kondisi Rusia. Ketika diwawancarai HS Jane’s Defence Weekly magazine, majalah yang berbasis di London, dia mengatakan Rusia harus meningkatkan kekuatan militernya secara cepat karena hampir seluruh teknologi yang ada selama ini sudah tua. Setelah hancurnya Soviet, Rusia menjadi negara yang mundur dalam pengembangan teknologi militernya. Sementara saat itu negara-negara Eropa terus melesat. Jadi wajar jika saat ini Rusia mencoba untuk mengejar ketertinggalannya itu. “Rusia punya banyak peralatan yang tua, terutama dibandingkan dengan apa yang Anda lihat di Barat,” katanya.
Angkatan udara Rusia, misalnya masih mengandalkan Su-27 dan Mig-29. “Meskipun keduanya adalah pesawat tempur yang baik tetapi desainnya sudah tua,” katanya lagi.
Menurut Golts, sekitar 80 persen dari semua peralatan teknis dalam tentara Rusia setidaknya berusia 30-40 tahun. “Masalahnya adalah nyata. Tapi pertanyaannya adalah bahwa tidak ada yang tahu persis apa ini sejumlah besar uang yang dihabiskan untuk. “Golts menambahkan bahwa program negara tidak menentukan apakah pengeluaran akan berada di pistol atau rudal balistik.
Pada tahun 2020, sejumlah pesawat Rusia juga harus dilengkapi atau diganti oleh pesawat tempur yang setara dengan F-35 Joint Strike Fighter yang dikembangkan Amerika. Makanya Rusia juga mengembangkan T-50.
Setengah dekade persenjataan kembali direferensikan oleh Rasmussen berakar pada pengalaman militer Rusia di Kaukasus pada tahun 2008.
Sumber: defensetalk