Pasar kendaraan lapis baja pasar secara global diproyeksikan mencapai 28,62 miliar dollar Amerika pada pada 2019. Timur Tengah dan Afrika Utara akan menjadi pembeli terbenyak.
Menurut sebuah laporan yang dirilis Mei 2014 Marketsand Markets, sebuah perusahaan riset pasar global yang berbasis di AS, pemangkasan anggaran di Amerika, berakhirnya perang Afghanistan dan pemotongan anggaran Eropa telah menyebabkan penurunan permintaan kendaraan lapis baja di pasar. Tetapi Timur Tengah akan mengalami peningkatan pengadaan alat militer ini selama 10 tahun ke depan.
Laporan ini mendasarkan angka pasar pada proyeksi tingkat pertumbuhan tahunan gabungan dari 4,93 persen. Salah satu peningkatan operator lapis baja dilakukan oleh sebagian besar negara-negara di Timur Tengah, seperti partisipasi di Afghanistan oleh Qatar, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Sementara kawasan Asia lagi-lagi didorong oleh situasi yang menghangat di kawasan ini.
Penambahan belanja alat berat di Arab Saudi, Israel dan UEA akhirnya juga mendorong ekspnasi oleh negara lain seperti Yordania dan Aljazair, Yaman, Somalia dan Libya.
“Pasar kendaraan lapis baja di Timur Tengah dan Afrika Utara merupakan arena yang sangat dinamis karena konflik antar negara, pemberontakan dan evolusi teknik, taktik dan prosedur yang menciptakan lingkungan yang tidak stabil bagi militer untuk beroperasi,” kata Matthew Hedges, analis militer di Institute for Near East and Gulf Military Analysis. Namun, Hedges mengatakan, ada hambatan politik yang mencegah pengiriman senjata
Dalam Middle East Special Operations Forces Exhibition and Conference (SOFEX) in Amman Oshkosh Defense memperkenalkan MRAP All-Terrain Vehicle variants. Dan terbukti langsung laris manis. Oshkosh mengatakan telah menerima pesanan hampir 10.000 M-ATV dari militer AS dan angkatan bersenjata Timur Tengah, termasuk Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. “MRAP yang sangat mobile menjadi pilihan untuk berbagai macam misi,” kata John Uria, Wakil Presiden Eksekutif Oshkosh Defense.
Pada bulan Juni, Komite Industri Angkatan Bersenjata Qatar juga dilaporkan juga akan mengakuisisi 49 persen dari produsen kendaraan komersial dan militer BMC. Mereka menganggarkan 357 juta dollar untuk hal ini.
Produsen senjata UAE Tawazun Holdings mengandalkan kendaraan lapis baja Nimr yang dibuat pada tahun 2005. Kendaraan ini akan cocok untuk militer Timur Tengah karena sistem pendinginnya yang cukup efektif. Sangat mampu meredam panas kawasan Timur Tengah yang dapat mencapai 55 derajat Celcius.
Pada tahun 2000 mereka juga telah membuat tiga prototip kendaraan lapis baja enam wheel drive dan resmi diluncurkan pada 2013 dengan teknologi anti-balistik. Kendaraan yang digunakan di Yordania, Lebanon dan Libya.
Angkatan Bersenjata UEA tahun 2013 telah menggunakan 1.800 Nimr dari Tawazun Holdings. Perusahaan juga menandatangani perjanjian pada tahun 2012 untuk mendirikan sebuah perusahaan patungan yang memproduksi Nimr di Aljazair.
Bulan Juni 2014 ini, fasilitas produksi yang terintegrasi dimulai untuk kendaraan di tawazun Industrial Park di Abu Dhabi. Fasilitas ini diharapkan akan beroperasi penuh pada bulan Oktober 2015.
“Fasilitas baru yang terintegrasi, yang pertama dari jenisnya di wilayah tersebut, akan membantu Nimr Otomotif membangun-kembali dirinya sebagai merek yang diakui dalam industri kendaraan militer internasional dan membuat itu dalam posisi yang lebih baik untuk melayani basis pelanggan tumbuh,” kata Chief Executive Officer Tawazun Saif Mohamed al-hajeri.
Sumber: defense news