Ulugan Bay, sebuah teluk indah yang dikelilingi Mangrove tebal dipilih pemerintah Filipina untuk membangun garis pertahanan mereka menghadapi agresfitas China. Desa pantai yang kecil ini akan diubah menjadi pangkalan militer dan kemungkinan besar militer Amerika pun akan “berumah” di tempat ini.
“Ini adalah garis depan operasi pertahanan teritorial kami di kelompok pulau Kalayaan,” ujar Presiden Benigno Aquino Mei 2014 lalu saat meninjau pembangunan pangkalan angkatan laut di tempat tersebut.
Ulugan berada di pantai barat pulau Palawan, Filipina dan hanya 160 kilometer (100 mil) kelompok pulau kecil di kepulauan Spartly yang dijadikan rebutan antara Filipina dan China. Kawasan ini memang memiliki kepentingan karena lautnya menjadi jalur perdagangan dunia serta mengandung gas alam yang cukup besar.
China dan Taiwan telah mengklaim memiliki wilayah tersebut. Sementara Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei juga mengklaim hal yang sama. Baru-baru ini, Filipina telah menuduh China reklamasi lahan di terumbu kecil di Spratly yang disebut untuk digunakan sebagai landasan pesawat terbang dan instalasi militer lainnya.
Sebenarnya sejak awal di Ulugan Bay sudah ada sebuah stasiun angkatan laut kecil yang berfungsi sebagai pusat komando untuk unit militer Filipina. Ada sebuah dermaga yang selama ini disebut sebagai Oyster Bay dan dihuni sekitar 1.700 warga. Dermaga inilah yang diupgrade untuk menjadi dermaga lebih besar sehingga kapal perang besar seperti dua frigat ex-US diperoleh sejak 2011 bisa berlabuh di tempat ini..
Aquino mengatakan upgrade juga akan memungkinkan angkatan laut untuk memantau kapal-kapal dengan radar dan melakukan pengawasan maritim melalui sistem berbasis satelit. Namun Filipina hanya menggelontorkan dana sekitar 500 juta peso (11,4 juta dollar Amerika untuk pembangunan pangkalan militer ini. Jauh dari anggaran China yang menghabiskan 119,5 miliar dollar amerika untuk militernya pada 2013 lalu.
Filipina menyadari kemampuan militer mereka berada di bawah China hingga akhirnya mengundang mantan sekutu mereka, Amerika Serikat untuk masuk dan membantu memperkuat mereka. Filipina dan Amerika Serikat juga menandatangani pakta keamanan baru ketika Presiden AS Barack Obama mengunjungi Manila pada bulan April yang akan segera memungkinkan kehadiran militer Amerika yang lebih besar di tanah Filipina. Dalam kesepakatan itu Amerika harus diizinkan mengakses lima pangkalan militer yang dimiliki Filipina yang memungkinkan mereka untuk membangun fasilitas dan menempatkan ribuan tentara, pesawat dan peralatan tempur lain.
Filipina sudah menawarkan Amerika untuk kembali ke Subic Bay, bekas pankalan angkatan laut AS yang terletak sekitar 100 kilometer sebelah utara Manila yang juga berhubungan langsung dengan Laut Cina Selatan. Tapi ada sinyal Ulugan Bay akan lebi dipilih mengingat lebih dekat dengan Spratly yang merupakan daerah paling panas.
“Mungkin dengan (perjanjian pertahanan AS), perbaikan Oyster Bay akan dipercepat,” kata Kepala militer Filipina Jenderal Emmanuel Bautista dalam sebuah wawancara di televisi ABS-CBN.
Saat ulang tahun Angkatan Laut Filipina ke-116, 20 Mei lalu juga digelar di tempat ini. Dalam proses pembangunannya juga sudah disiapkan sebuah landasan pesawat terbang.
Comments are closed.