More

    V – 22 Osprey akan Jadi Revolusi di Pasifik

    on

    |

    views

    and

    comments

    Osprey-640Jika kita berada di tengah Samudera Pasifik, maka kita akan berpikir bahwa tidak ada daratan lagi. Sepanjang mata memutar ke segala arah yang ada hanyalah air. Wajar karena luas Samudera Pasifik hampir sepertiga dari permukaan bumi.

    Bagi Amerika, lautan ini menjadi semacam benteng pelindung karena menjadi sebuah wilayah yang harus ditaklukan khususnya oleh Asia jika ingin menyerang negara tersebut. Tetapi kabar buruk bagi Paman Sam bahwa Pasifik Barat telah menjadi jantung industri ekonomi global yang baru sehingga juga menjadi fokus utama dari strategi militer AS . Itu berarti pasukan gabungan Amerika akan menghabiskan lebih banyak waktu di hamparan luas Cekungan Pasifik .
    Hal inilah yang menjadikan Pasifik menjadi daerah yang secara serius menjadi perhatian Amerika. Militer Amerika secara khusus memiliki komando Pasifik yang diisi oleh Angkatan Laut dengan Korps Marinir-nya

    Kemajuan teknologi sejumlah negara, khususnya China dan Korea Utara juga menjadikan Amerika mulai berpikir bahwa laut bukan lagi menjadi hambatan untuk bisa menyerang Amerika dengan cepat. Hingga akhirnya, pasukan tempur yang secara terus menerus mengambang di Samudera Pasifik menjadi sangat penting karena bisa digerakkan dengan cepat jika ada hal yang diperlukan.

    Maka pasokan kepada pasukan di tengah laut ini menjadi begitu penting. Dari makanan bahan bakar , amunisi dan kebutuhan lainnya harus digerakkan dari darat bagi pasukan. Sebagian pasokan dikirim dengan menggunakan kapal. Tetapi jadi masalah ketika kiriman harus datang dengan cepat seperti kebutuhan akan suku cadang senjata, medis dan sejenisnya.

    Selama 50 tahun pesawat baling-baling C – 2A Greyhound menjadi andalan. Pesawat ini mampu mendarat dan terbang dari kapal induk menuju daratan. Dari kapal induk pasokan logistik kemudian disebar ke kapal perang dengan helikopter.

    Namun Angkatan Laut Amerika harus mulai berpikir untuk menggantikan C-2A karena sebanyak 35 C – 2A yang dibangun di 1980-an akan mencapai akhir masa tugasnya pada akhir dekade ini. Kecuali pesawat itu mendapatkan ugrade yang tentu saja membutuhkan anggaran tinggi. Northrop Grumman NOC telah mengusulkan memodifikasi pesawat dengan sayap baru , mesin dan fitur lain yang akan memperpanjang hidup layanan mereka di luar 2040. Namun, sepertinya Angkatan Laut belum tertarik. Justru mereka tengah melirik V – 22 Osprey , sebuah helikopter yang saat ini telah dioperasikan oleh Marinir.

    V – 22 Osprey merupakan perkawinan antara helikopter dan pesawat. Mesini ini mampu tinggal landas secara vertikal layaknya helikopter tetapi memiliki daya jangkau tinggi serta kecepatan layaknya pesawat karena adanya mesin turboprop yang ada di sayapnya.

    V – 22 Osprey juga revolusioner karena rotor besar di ujung sayapnya bisa pivot 90 derajat dalam penerbangan. Artinya dalam hal praktis dia dapat lepas landas dan mendarat seperti helikopter. Tetapi ketika di udara dia dapat mencapai kecepatan tinggi dan jarak jauh dengan mesin turboprop. Dia bisa menempuh sekitar 1000 km untuk sekali terbang tanpa pengisian bahan bakar dengan kecepatan jelajah 277 mil per jam.

    Hebatnya lagi, tidak seperti C – 2A , Osprey dapat mengisi bahan bakar di udara untuk memperluas jangkauan dan yang pasti tidak butuh landasan kuat. Bisa mendarat di mana saja, bahkan tidak harus di kapal induk. Tetapi kapal perang biasa pun bisa.

    Kombinasi unik Osprey tentang kecepatan, jangkauan dan kelincahan vertikal menciptakan kemungkinan yang menarik untuk mengubah cara bahwa operator kapal pengiriman ini dilakukan di Pasifik – dan tempat lain . Karena V – 22sdapat mendarat di atau membawa lebih dari cukup banyak setiap kapal perang di armada .
    Satu unit Osprey juga bisa membawa sekitar dua kali lebih banyak kargo internal dibandingkan sebagai C – 2A yang hanya bisa mengangkut lima ton kargo.
    Meskipun modifikasi C – 2A bisa memperluas jangkauan hingga beberapa ratus mil tanpa pengisian bahan bakar, namun sepertinya tetap tidak akan mampu menyamai V-22. Upgrade C – 2A selama tiga dekade lebih memang mungkin lebih murah dari pada membeli V – 22 , tapi seiring waktu kompleksitas dan keterbatasan cara pembawa kapal misi pengiriman dicapai hari ini akan biaya Angkatan Laut lebih – bukan hanya di biaya bahan bakar dan tenaga , tetapi dalam mengurangi volume dan kecepatan operasi logistik dalam keadaan di mana waktu sangat penting. Nah, apakah V-22 akan bergabung di Pasifik? Kita tunggu saja.

     

    Sumber: Forbes

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this

    5 COMMENTS

    Comments are closed.