Tiga negara yakni China. Amerika Serikat dan Rusia seolah adu cepat untuk masuk dalam teknologi hipersonik. Sebuah alat yang bisa melesat dengan kecepatan hingga 5 kali kecepatan suara.

Pentagon menegaskan penerbangan hipersonik senjata dan pesawat sebagai penting untuk superioritas militer di masa depan. Amerika harus tampil sebagai pihak yang mendominasi teknologi ini. ” Sistem pertahanan udara terpadu semakin sangat sulit . Peperangan elektronik merupakan bagian dari jawaban tetapi bagian dari jawabannya adalah kecepatan . Jika mereka tidak dapat menangkap Anda – Anda bisa mendapatkan apa yang Anda inginkan , “kata Al Shaffer , Penjabat Asisten Menteri Pertahanan , Penelitian dan Rekayasa, Pentagon.
Shaffer menyebutkan sistem pertahanan udara Suriah , Rusia dan China sebagai salah satu sistem berteknologi maju. Dan untuk bisa menembusnya adalah dengan teknologi hipersonik.
Amerika terus menggenjot teknologi ini. Sedikitnya telah empat kali mereka melakukan ujicoba. Dari jumlah itu dua di antaranya sukses. Ujicoba X – 51 waverider atas Samudera Pasifik pada Mei 2013 menunjukkan scramjet bisa menembus kecepatan Mach 5.1 .
Dipasang pada B – 52H Stratofortress , X – 51A dilepas dari ketinggian sekitar 50.000 kaki. Alat ini mampu mencapai kecepatan Mach 4,8 dalam waktu sekitar 26 detik dengan dorongan booster roket padat . Setelah memisahkan dari booster, pembakaran supersonik The cruiser , atau scramjet , mesin dipercepat pesawat mampu melesat Mach 5,1 pada 60.000 kaki. Shaffer disebut pengujian terakhir sebagai sebuah terobosan .
” Untuk kedua kalinya , kami telah menunjukkan bahwa scramjet bisa menyalakan dan mendapatkan akselerasi positif . Itu adalah kesepakatan besar . Itu berarti kita sekarang mulai memahami hypersonics , ” kata Shaffer .
Shaffer juga menambahkan bahwa pesawat hipersonik diharapkan akan jauh lebih murah daripada mesin turbin tradisional karena mereka membutuhkan sedikit bagian .
Tetapi Amerika tidak sendirian. Rusia juga tak mau ketinggalan. Pemimpin Rusia telah mengeluarkan pernyataan resmi tentang rencana mereka untuk menciptakan boomber supersonik pada 2020.

Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin mengatakan negaranya tidak akan iri dengan bomber seperti B – 2. Karena dalam waktu dekat teknologi yang jauh di atas itu akan segera mereka ciptakan. Sebuah bomber dengan kecepatan lebih cepat dari 3.840 mil per jam . Sebagian pihak menyebut tahun 2020 sebagai sebuah waktu yang ambisus mengingat baru 2014 mereka mulai mengembangkan. Sementara Amerika sudah memulai pada 2004. Tetapi siapa tahu? Selama ini bisa saja Rusia telah melangkah jauh tanpa ada yang tahu.
Amerika sendiri juga harus menahan napas mengingat negara ini terus dibelit masalah ekonomi. Belum lagi mereka masih bergulat untuk membangun armada generasi kelimanya.

China juga tak mau tinggal diam. Negeri Tirai Bambu pada Januari 2014 mengaku telah melakukan ujicoba rudal hipersonik. Sebuah rudal hipersonik harus melakukan perjalanan antara Mach 5 dan Mach 10 , atau 3,840-7,680 mil per jam agar dianggap hipersonik .
Tes yang dilakukan dengan rudal hipersonik diluncurkan dari sebuah rudal balistik antarbenua bepergian seluruh Cina . Dalam skenario ini , senjata hipersonik diluncurkan dari ICBM sebelum kembali ke Bumi . Tidak jelas apakah rudal hipersonik mencapai target atau kecepatan karena China menutup rapat hasil uji coba tersebut. Nah siapa yang akan terlebih dahulu menguasai teknologi ini?
Comments are closed