Pertanyaan yang sering muncul terkait Kraktao adalah mungkinkan gunung tersebut akan meletus dahsyat lagi seperti layaknya tahun 1883? Sebuah amukan gunung yang masuk dalam daftar ledakan paling dahsyat di muka bumi. Menewaskan tidak kurang dari 36.000 orang. Gunung hancur lebur tanpa sisa. Iklim dunia terpengaruh. Alangkah mengerikan jika hal itu terjadi lagi di saat populasi manusia yang ada di sekitar gunung tersebut kian banyak.
Setelah 131 tahun pasca letusan itu, kini Krakatao masih menjadi gunung yang sangat aktif. Bahkan saat tulisan ini saya buat pada 17 Maret 2014, status gunung itu pada level Waspada.
Berada di selat Sunda, Krakatao layaknya hantu yang matanya menatap ke ribuan bahkan jutaan orang yang berada di wilayah jangkauannya. Seperti yang digambarkan Ranggawarsita, roh gunung itu terus tumbuh. Sebelum meletus, Krakatao memiliki ketinggian 2.667 atau sekitar 889 meter di atas permukaan air laut. Setelah menghancurkan dirinya sendiri, gunung itu justru tenggelam di bawah permukaan air hingga sedalam 273 meter. Dan kini gunung itu terus tumbuh menjadi sekitar 400 meter di atas permukaan laut.
Setelah letusan Krakatao 1883, tidak ada sejarah letusan gunung yang menyamainya. Bahkan Letusan dahsyat Gunung Helens di Amerika pada 1980 pun masih berada di bawah kekuatan Krakatao. Semua orang bertanya, mungkinkah letusan serupa akan terjadi di era milenium ini?
Sejumlah ahli mencoba melakukan prediksi dengan sangat hati-hati. Profesor Jon Davidson , Kepala Ikmu Bumi dan Vulkanologi Durham University yang telah lama mempelajari Krakatao dan vulkanologis yang telah mempelajari Krakatau langsung mengatakan tetap tidak akan ada prediksi pasi. ”Tidak akan pernah ada yang berani memprediksi secara pasti. Krakatao memang berbeda dibanding 1880an tetapi bisa saja hal mengerikan terjadi dari hal yang tidak biasa tersebut,” ujarnya.
Yang dimaksud tidak biasa adalah bahwa Krakatao sekarang ini secara rutin mengeluarkan kekuatannya dengan letusan-letusan kecil. Hal ini dinilai mengurangi energi yang terkurung di dalam tubuhnya. ”Vulkanik Krakatao semakin membaik,” tambahnya.
Marco Fulle , ahli Gunung dari Italia adalah yang yakin letusan 1883 sangat mungkin terulang. Dia selama bertahun-tahun juga terus memantau gunung tersebut. ”Gunung itu sudah berulang kali meletus seperti 1883 (sebelumnya). Jadi sangat mungkin akan terulang lagi.,” katanya
Kapan? Fulle memprediksi jika ketinggian Krakatao mencapai dua kali dari sekarang ini. Artinya sama dengan ketinggian Krakatao saat meletus 1883.
Keberadaan Krakatao yang di laut menjadi ancaman tersendiri. Karena ketika air mampu masuk ke saluran magma, maka itu akan menjadi kekuatan raksasa yang menakutkan. Dan itu yang terjadi pada 1883. Air mampu mengakses ruang magma ”Dan itu menjadi komposisi yang sangat hebat untuk sebuah ledakan,” kata Profesor Davidson .
Akibatnya, lima juga ton kubik batu apung , abu dan batu yang dimuntahkan . Letusan terdengar hingga Perth Australia yagn jaraknya lebih dari 1.900 mil. Bahkan Srilanka yang jaraknya 4.500 juga mendengarnya.
Meski letusan dahsyat masih sangat mungkin terjadi, namun prediksi para ahli tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Krakatao masih belum memiliki suplai magma yang cukup untuk kembali meledak dahsyat.
Dan yang lebih penting menurut Prof Davidson, daripada membuat prediksi semacam itu maka lebih baik para ahli memusatkan pikirannya untuk melakukan apa yang mereka bisa guna meminimalkan risiko jika memang suatu saat Krakatao akan kembali meletus dahysat.
Sumber:Dailymail 31 Juli 2009
Comments are closed.