
Letusan Sinabung
Letusan gunung di Indonesia yang terjadi akhir-akhir ini membawa dampak serius terhadap iklim dunia. Bahkan China diingatkan kemungkinan terjadinya kekeringan yang parah khususnya di daerah China Selatan.
Letusan Sinabung dan Kelud juga telah membuat Malaysia dan Singapura harus menerima cuaca yang kering dan terik. Dan itu bisa terus merembet ke China.
Profesor kehormatan Ilmu Bumi Universitas Hongkong Wss Yim Wai- Shu mengatakan dua letusan gunung di Indonesia, Sinabung dan Kelud, telah menyedot banyak air di udara. Akibatnya daerah lain menjadi kering. Pengaruh pertama yang jelas terlihat, menurut professor tersebut adalah musim kering yang mencapai rekor 27 hari di Singapura (Mungkin maksudnya tidak ada hujan)
Dan hal itu, sangat mungkin sampai ke China hingga dia pun memperingatkan otoritas negara tersebut untuk melakukan persiapan. Yim mengatakan bahwa ketika gunung berapi meletus , gas dan abu membentuk kolom yang mengalir ke udara di atas gunung berapi . Pada letusan yang paling eksplosif , kolom akan naik lebih dari 50 kilometer , menembus stratosfer . Sementara berdasarkan data letusan Kelud membentuk kolom 26 kilometer, dan Sinabung kolom 12 kilometer tinggi . Keduanya memasuki stratosfer dan mengubah pola sirkulasi normal.
Hal yang sama pernah terjadi pada 1963. Ketika Gunung Agung meletus hebat, China selatan mengalami kekeringan terburuk dalam catatan sejarah. Bahkan di Hong Kong, harus dilakukan pengaturan pembagian air secara ketat karena minimnya hujan. Pasokan air hanya diberikan empat jam setiap empat hari
Dikabarkan di Selangor, provinsi yang paling padat penduduknya di Malaysia sudah mulai dilakukan penjatahan air setelah volume air dan sungai mencapai posisi kritis. Di Singapura warga juga sudah diimbau untuk hebat air. “Gunung berapi meletus memang tidak tiap hari tetapi ketika dia mengalami hal itu maka akan berdampak besar pada iklim. Sayangnya tidak banyak ilmuwan yang mempelarji hari ltu,” katanya seperti dikutip South China Morning Post, Sabtu (15/03/2014).