Site icon

Slamet Waspada, Cool Ajalah!

Sebagai orang yang disebut wartawan sejujurnya saya harus mengakui media agak berlebihan dalam memberitakan Gunung Slamet. Ini baru Waspada bung! Cool aja. Jangan bicara soal kapan mengungsi, kemungkinan letusan besar dan sebagainya. Masyarakat justru akan panik. Yang namanya Waspada ya waspada saja. Bersiap-siap untuk kondisi yang lebih buruk. Jika nanti Siaga yang sikapnya jadi Siaga. Baru kemudian jika Awas maka larilah alias mengungsi. Stepnya jelas kok. Bahkan bisa jadi ketika Awas pun tak perlu mengungsi. Semua tergantung pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang memang bertugas untuk mengawasi gunung api.

”Kacau (nih media),” ujar Kepala Badan Geologi yang membawahi PVMBG melalui pesan singkatnya kepada saya. Saya hanya tersenyum sambil menjawab ”Ampuni kami mbahhhhhhhh ”

Sikapi Waspada Slamet dengan wajar. Toh belum ada catatan sejarah Gunung ini meletus dahsyat dengan membawa korban jiwa. Meski tipenya adalah Stromboli seperti Krakatao yang meledak-ledak dan melontarkan material ke atas, tetapi letusan Slamet kebanyakan hanya jatuh ke kawahnya sendiri. Tidak jauh. Kalau ada hujan abu ya wajar.Kelud saja abunya sampai ke mana-mana. Meski juga bukan berarti kemungkinan letusan besar tidak terjadi. Semua bisa terjadi. Namanya alam dia bisa berbuat sesuai apa yang ada pada dirinya. Tetapi setidaknya sejarah Slamet harus dibaca untuk menentukan sikap awal kita terhadap gunung tersebut.

Lagi pula gunung dengan status Waspada itu wajar. Dan tidak hanya Slamet. Coba buka http://www.vsi.esdm.go.id/  , web resmi PVMBG. Bisa dilihat di situ ada 19 gunung yang berstatus Waspada. Selain Slamet gunung dengan status Waspada adalah Kelud, Raung, Gunung Ibu, Gunung Lewtobi (perempuan), Gunung Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatao, Marapi, Dukono dan Kerinci. Kenapa Slamet jadi begitu istimewa. Padahal Dieng yang berdekatan statusnya sama. Bromo dan Semeru yang juga di Jawa pun iya. Harusnya kalau mau adil ya gunung-gunung itu dapat porsi yang sama.

Bahkan ada empat gunung yang berada di level lebih atas lagi. Tiga di Siaga Level III yakni Karangetang, Rokatenda dan Lokon. Sementara satu gunung masih meraung-raung menebar ancaman di Status Awas yakni Sinabung.

”19 Gunung api kita Waspada. So What gitu loh,” ujar Mbah Rono lagi.

”Apa mungkin karena trauma Sinabung dan Kelud yang baru saja meletus  ya?” tanya saya

”Itu paranoid saja,” jawabnya.

Ya ya ya…sebagai orang media saya pun harus mau menerima kritikan, bahkan tudingan. Apalagi yang menuding memang orang yang jauh lebih tahu persoalan. Sehingga saya tidak bisa menjawab apa-apa ketika Mbah Rono berkata lagi ”Media seperti mengharapkan masyarakat terlunta-lunta. Doa yang sangat buruk,”

”Semoga doanya tidak terkabul Mbah,” akhirnya saya membalas juga kritikan pedas itu.

Exit mobile version