
Dari puluhan gunung api yang tersebar di Jawa dan ratusan lagi tersebar di seluruh Indonesia, ada tiga gunung yang mendapat perhatian khusus dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Pengawasan di tiga gunung ini ditingkatkan. Mereka adalah raksasa-raksasa yang bisa sewaktu-waktu menghentakkan energi besarnya.
Satu dari tiga gunung tersebut adalah Merapi (2.968 m dpl). Pastilah, karena gunung ini masuk kategori gunung paling aktif di dunia saat ini. Rentang letusan yang terhitung pendek serta letusan terakhir pada 2010 yang sangat dahsyat memaksa PVMBG tidak mau main-main mengawasi gunung yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY tersebut.
Sementara dua lagi adalah gunung yang sudah lama tidur yakni Gunung Guntur (2.249 mdpl) di Garut Jawa Barat dan Gunung Lamongan (1.671 m.dpl) di Lumajang Jawa Timur. Peralatan pemantauan ditambah di dua gunung ini. Setidaknya ada tiga alasan kenapa PVMBG menambah pengawasan di keduanya. Pertama karena dua gunung ini telah lama tidur dan telah melampaui periode letusannya. Alasan kedua, Gunung Lamongan dan Gunung Guntur terletak sangat dekat dengan permukiman penduduk. Dan ketiga karena dua gunung tersebut merupakan gunung paling aktif pada masanya selain Merapi. Bahkan pada masa lalu Merapi hanya ada di urutan ketiga. Peringkat pertama dipegang Lamongan, Guntur di nomor dua baru Merapi.
“Penambahan seismometer dilakukan di Gunung Guntur Garut yang telah melampaui masa letusannya, juga Gunung Lamongan di Lumajang. Kedua gunung itu sudah melewati masa letusannya,” kata Kepala Bidang Pengawasan Gunung Api PVMBG Badan Geologi, Hendrasto 13 Mei 2013 seperti dikutip kantor berita Antara.
Gunung Guntur
Tanda-tanda bangunnya Guntur memang sudah terjadi. Gerakan di dalam perut gunung ini sudah mulai terdeteksi meningkat pada 2013. Bahkan pada April 2013 status gunung tersebut sempat dinaikkan menjadi Waspada Level II. Inilah pergerakan status pertama setelah dia tidur selama 165 tahun. Guntur meletus terakhir pada kurun 1840-1847. “Melihat sejarah gunungnya dan lamanya dia tidur maka energi yang disimpan pasti bukan ecek-ecek,” kata Kepala PVMBG waktu itu Surono.
Seperti halnya Merapi, Gunung Guntur mengeluarkan awan panas yang menjadi potensi risiko. Namun lontaran batu pijar dan lahar juga bisa terjadi. Berdasarkan data di Wikipedia erupsi Gunung Guntur yang tercatat adalah pada tahun 1847, 1843, 1841, 1840, 1836, 1834-35, 1833, 1832, 1832, 1829, 1828, 1827, 1825, 1818, 1816, 1815, 1809, 1807, 1803, 1800, 1780, 1777, 1690.
Gunung ini merupakan salah satu dari 17 gunung yang masih aktif di kawasan Jawa Barat. Secara geologis, Gunung Guntur merupakan kompleks pegunungan yang terdiri atas beberapa puncak. Puncak tertingginya adalah Gunung Masigit (2.249 m dpl). Puncak yang lainnya yaitu Gunung Parupuyan (2.135 m dpl), Gunung Kabuyutan (2.048 M dpl), dan Gunung Guntur (1.807 m dpl). Kompleks pegunungan ini ke sebelah barat bergabung dengan pegunungan Kunci, kawah Kamojang, dan Gunung Gandapura. Gunung Guntur merupakan gunung yang memiliki periode letusan 40-50 tahun.
Masalahnya, ribuan orang tinggal dan beraktivitas di sekitar daerah berbahaya. Wajar karena lama tidak meletus, orang kemudian lupa akan bahaya yang kemungkinan muncul. Gunung ini dekat dengan Kota Garut terutama di kawasan Cipanas. Kawasan lereng Gunung Guntur merupakan kawasan wisata air panas yang banyak dikunjungi wisatawan, juga tempat berdirinya sejumlah penginapan dan juga permukiman warga. Enam seismograf pun dipasang untuk memantau pergerakan energi raksasa di perut gunung tersebut. Jumlah alat ini terhitung banyak karena hanya di bawah jumlah alat yang dipasang di Merapi.
Gunung Lamongan
Lalu bagaimana dengan Gunung Lamongan? Seperti halnya Guntur, nama gunung ini pun terdengar asing karena jarang disebut. Sangat beda dengan Merapi, Lawu, Kelud, Semeru, Galunggung, Krakatao, Merbabu dan sebagainya. Padahal pada masanya dia adalah gunung paling mengerikan.
Gunung Lamongan yang terakhir erupsi tahun 1898. Pengumpulan energi di gunung tersebut juga layak diwaspadai. Tanda-tanda dia bangun dari tidur panjangnya juga sudah terjadi dengan dinaikkannya status dari normal ke waspada pada 12 Maret 2012.
Jangan meremehkan Gunung Lamongan meski tidak pernah melihat gunung ini meletus. Karena gunung ini pernah memegang rekor jumlah letusannya sebelum tidur panjangnnya dan rekorpun diambil oleh Semeru.
Gunung Lamongan terletak diantara dua kompleks gunung api raksasa, yaitu kompleks Gunung Tengger di sebelah barat dan Gunung Iyang di sebelah timur. Dikelilingi 27 maar yang garis tengahnya berkisar antara 150 dan 700 meter. Beberapa maar mempunyai danau. Gunung Lamongan juga memiliki 60 puncak. Yang saat ini aktif terletak 650 meter di sebelah barat daya puncak Tarub. Danau, di antaranya Ranu Pakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali, terletak di lereng barat dan timur. Maar yang kering terletak terutama di lereng utara. Gunung Lamongan sempat sangat aktif dari tahun 1799, letusan pertamanya yang tercatat dalam sejarah, sampai akhir abad ke-20.
Maar terjadi akibat letusan vulkanik yang berbentuk bundar dan berdinding terjal. Maar terbentuk oleh letusan freatik dan freatomagnetik dalam sekali masa giat. Maar adalah fenomena yang sangat langka. Bahkan semenjak tahun 1907 hingga saat ini hanya ada 10 buah maar yang terbentuk di muka bumi. Maar terbesar dan terhebat yang pernah tercatat terdapat di Pematang Bata pada tahun 1933. Dua buah maar yang terbentuk berdiameter satu dan dua kilometer.
Gunungapi Lamongan bertipe strato. Letusannya bertipe Stromboli dan tipe Volcano yang diselingi aliran lava pijar. Penduduk di sekitar Gunung Lamongan sekurang-kurangnya telah enam kali mengalami kepanikan oleh goncangan beruntun dari gempa bumi lokal yang berlangsung beberapa hari, yang semula diperkiraan akan meletusnya G. Lamongan. Hal tersebut terjadi pada tahun 1925, 1978, 1985, 1988, 1989 dan 2005.
Gunung Galunggung
Selain peningkatan pemantauan di Guntur dan Lamongan, Gunung Galunggung (2.167 m dpl) juga mendapat pengawasan ekstra. Gunung Galunggung di Tasikmalaya ini abu letusannya pada 1980-an sampai ke Australia tersebut merupakan gunung api yang memiliki karakter periode letusan 40 tahun sekali.
[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=8Glvcl0GfkM]