“Rumah Pakde Tarjan kemalingan” kata istriku ketika aku baru saja turun dari tempat tidur pagi tadi.
“Astaqfirullah. Terus apa yang hilang?” sontak tanyaku.
”Tabung gas sama cangkul,” jawabnya.
”Ohh…” aku agak lega dan berjalan ke kamar mandi untuk wudu dan sholat subuh.
”Pencurinya melompat dari pagar belakang. Terus dapurnya memang tidak terkunci jadi bisa ambil tabung gas,” tambah istriku sambil menyiapkan keperluan anak berangkat sekolah.
Aku tidak lagi begitu memperhatikan. Bukan apa-apa karena menurutku yang hilang juga nilainya tidak terlalu besar. ”Untung Cuma cangkul dan tabung gas 3 kg,” batinku. Meski istriku bilang katanya cangkul itu baru saja dibeli seharga Rp200 ribu.
Pakde Tarjan, demikian biasa kami menyebut adalah tetangga tepat samping rumah. Kami sebut Pakde karena untuk membahasakan sebutan bagi anakku saja karena usianya lebih tua dibandingkan aku meski tidak terpaut jauh.
Agak siang aku baru bisa ketemu tetanggaku itu. ”Katanya baru saja sodaqoh Pakde,” kataku.
”Walah Pakkk Udin. Apes ini,” katanya sambil berdiri di balik jeruji jendela. Sementara saya di samping rumah. Memang demikian biasa kami sering ngobrol.
”Kok ya cangkul yang diambil. Jadi gak bisa kerja ke sawah to ya,” katanya.
Sesaat aku terkesima. Baru aku menyadari ada yang salah dalam pikiranku.
”Padahal cangkulnya baru saja beli dua ratus ribu Pak. Itupun harus cari ke pasar Muntilan. Cari yang bagus. Belum dipakai lama sudah dicuri. Jengkel benar rasanya,”
”Ya gimana lagi Mas. Bisanya sabar biar jengkel,” kataku mengakhiri pembicaraan itu.
Setelah pembicaraan itu aku merasa bersalah. Karena pagi tadi setelah dikabari istriku, aku menganggap sepele barang yang hilang. ”Hanya cangkul” pikiran itu ternyata salah fatal.
Benar, bagiku apalah artinya cangkul?? Paling sering aku pakai alat ini untuk membersihkan saluran air yang mampet.
Tetapi cangkul bagi Pakdhe Tarjan nilainya beda. Dia begitu kehilangan alat yang semula saya anggap tak berarti itu. Sial! Saya benar-benar terjebak pada pemikiran bahwa nilai sebuah barang adalah harga!
25 Februari 2013
*) Sekadar mengisi waktu luang sebentar