Terbukti Bisa Kalahkan Kapal Induk, Kenapa AS Tidak Tertarik Kapal Selam Diesel?
Kelompok tempur USS Ronald Reagan

Terbukti Bisa Kalahkan Kapal Induk, Kenapa AS Tidak Tertarik Kapal Selam Diesel?

USS Virginia
USS Virginia

US  Navy tetap tidak memiliki niat untuk membangun kapal selam  diesel lagi, namun, lebih memilih untuk tetap mengandalkan kapal selam nuklir yang harganya jauh lebih mahal.

Memang ada alasan kenapa Amerika bersikukuh bertahan dengan kapal selam nuklir dan melupakan kapal selam diesel listrik yang murah tetapi efektif.

Kapal selam diesel memang  ideal untuk berpatroli di dekat  pantai. Sementara kapal selam Amerika harus beroperasi di Asia dan Eropa yang membutuhkan perjalanan ribuan mil  hanya untuk sampai ke sana, dan kemudian tetap dikerahkan untuk bulan pada suatu waktu.

Sebuah kapal selam diesel mungkin dapat melintasi jarak tersebut  tanpa harus muncul, tetapi mereka tetap harus muncul ke permukaan ketika disebarkan dalam waktu lama untuk mengisi baterai.

Bahkan  Gotland,  dikirim kembali ke Swedia dengan menggunakan galangan mobile dan tidak melakukan perjalanan secara mandiri.

Meskipun kapal selam diesel listrik baru dilengkapi dengan  AIP bisa bergerak dalam beberapa minggu tanpa muncul ke pemrukaan, mereka tetap tidak bisa mempertahankan posisi itu hingga satu bulan.

Dan selanjutnya, kapal selam  diesel baik dengan atau  tanpa AIP-tidak bisa mempertahankan kecepatan yang tinggi di bawah air untuk waktu yang lama, tidak seperti kapal selam nuklir.

Sebuah kapal selam  diesel akan paling efektif ketika menyergap armada musuh yang posisinya sudah jelas dengan bantuan asset intelijen. Namun, lambat, kecepatan air yang berkelanjutan dari kapal selam diesel AIP membuat mereka kurang ideal untuk mengintai mangsanya di  hamparan air yang luas.

Keterbatasan ini tidak menimbulkan masalah untuk kapal selam  diesel listrik beroperasi di wilayah yang relative jauh dari rumah.

Namun, fakta bahwa sebuauh negara bisa membangun atau mengakuisisi tiga atau empat  kapal selam diesel seharga US$ 500 hingga US$ 800 juta dengan harga setara satu kapal selam nuklir.

Hanya saja sejumlah pihak tetap menilai Amerika sebenarnya membutuhkan kapal selam diesel listrik untuk digunakan di pangkalan di negara-negara sekutu, tanpa menghadapi kendala politik yang ditimbulkan oleh kapal selam nuklir. Selanjutnya, kapal selam diesel canggih bisa berfungsi sebagai counter yang baik untuk kapal selam  musuh.

Namun, US  Navy  lebih tertarik untuk  mengejar  pengembangan kapal selam tak berawak. Sementara itu, China bekerja pada sistem AIP  menggunakan baterai lithium-ion, dan Prancis sedang mengembangkan AIP untuk kapal selam yang lebih besar yakni Kelas Barracuda yang aslinya merupakan kapal selam serang bertenaga nuklir.

Dengan harga yang murah, kapal selam diesel  bisa menempatkan kapal induk yang sangt mahal dalam risiko besar ketika beroperasi di dekat  garis pantai.

Kapal  selam diesel dengan menggunakan  AIP akan berfungsi sebagai sarana mematikan dan hemat untuk mempertahankan  perairan pesisir, meskipun untuk bisa beroperasi di samudera luas kemampuannya masih dipertanyakan.