Yak-141, Pesawat Gagal Soviet,  Jadi Jantung  F-35B
Yak-141

Yak-141, Pesawat Gagal Soviet, Jadi Jantung F-35B

yak 141

Mencoba untuk tetap di udara di langit bergolak, Yakovlev mulai mencari mitra asing. Salah satu keberhasilan serupa pernah dilakukan dalam pengembangan pelatih Yak-130 dalam kemitraan dengan Aermacchi dari Italia.

Kemitraan lain adalah dengan Lockheed Martin. Pada awal tahun 1990an militer Amerika Serikat memutuskan untuk menggantikan F-16, F-18 dan A-10 pesawat pembom tempur dengan satu pesawat untuk tiga layanan.

Lockheed Martin adalah salah satu perusahaan untuk mendapatkan proyek multi-triliun dolar kontrak yang dikenal dengan Joint Strike Fighter. Tetapi desainer Amerika tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam pengembangan VTOL. Sementara teknologi Jaguar Inggris sudah usang, mereka melihat potensi dalam desain Yakovlev.

Menurut analis penerbangan Bill Gunston, kemitraan Lockheed-Yakovlev dimulai pada akhir tahun 1991, meskipun tidak diungkapkan secara terbuka oleh Yakovlev sampai 6 September 1992. Lockheed-Martin mengungkapkan kesepakatan pada bulan Juni 1994.

Untuk Yakovlev buah dari kemitraan ini adalah tiga prototipe baru dan sebuah pesawat uji statik untuk menguji perbaikan dalam desain dan avionik. Dua prototipe pesawat yang dipamerkan di 1993 di pertunjukan udara Moskow. Tidak ada terbang.

Pemenang sebenarnya adalah Lockheed. Desainer kemudian bisa belajar tentang teknologi VTOL dari Rusia untuk merancang prototipe Joint Strike Fighter, yang dikenal sebagai X-35 untuk melawan X-32 yang ditawarkan Boeing. Dan sejarah kemudian mencatat, Lockheed yang menang dan lahirnya F-35 dengan salah satu variannya F-35B.

 Next: Amerika Berjantung Rusia