Untuk membendung penurunan lebih lanjut, Rusia berupaya untuk kembali mengaduk pasar lama, seperti Irak, serta memperluas pasar baru dan melihat Pakistan sebagai calon klien yang menguntungkan.
Pakistan adalah importir alutsista terbesar ketujuh di dunia dengan China dan Amerika Serikat sebagai pemasok terkemuka. Ekosistem untuk mempertahankan industri pertahanan dalam negeri masih dalam masa pertumbuhan di Pakistan dan hubungan dengan Amerika Serikat telah mengalami beberapa ketegangan.
Oleh karena itu, tampaknya ada konvergensi yang tumbuh antara kebutuhan Pakistan untuk diversifikasi pengadaan militer dan kebutuhan Rusia untuk mencari pasar pertahanan baru. Konvergensi inilah yang mendorong pergeseran dalam kebijakan Rusia terhadap Pakistan.
Dalam melakukannya, Rusia meyakini India tidak akan membatalkan kontrak pertahanan yang ada sebagai pembalasan atas kebijakan baru Rusia terhadap Pakistan.
Taruhan ini didasarkan pada tiga asumsi. Pertama pembelian pertahanan dalam jumlah besar selama satu dekade terakhir telah memastikan bahwa India akan tergantung pada industri pertahanan Rusia untuk suku cadang dan pemeliharaan untuk waktu yang cukup lama.
Kedua India bukan anggota Dewan Keamanan PBB yang akan ragu-ragu untuk memusuhi negara yang memiliki hak veto. Ketiga, Moskow akan terus menawarkan penjualan peralatan pertahanan strategis berteknologi tinggi, yang Amerika Serikat dan orang lain mungkin enggan untuk melepaskan ke negara lain.
Jadi kesimpulannya pendekatan baru Rusia pada Pakistan semuanya berkaitan dengan penjualan senjata.
