
Yang pasti, Backfire adalah spesies yang sama sekali berbeda dibandingkan pesawat yang ada di armada IAF saat ini, dan transplantasi doktrinal terjadi sebelum IAF dapat membayangkan peran bomber jarak jauh.
Tu-22M merupakan pesawat yang sangat besar dengan diterbangkan empat kru yang terdiri dari pilot, co-pilot, navigator dan operator sistem senjata. Dengan jangkauan tempur fenomenal 2400 km, dan kecepatan jelajah lebih 2.300 km per jam (lebih cepat dari jet tempur), Tu-22M sangat ideal untuk menargetkan kapal induk dan kapal-kapal besar.
Tes yang dilakukan Rusia mengungkapkan bahwa ketika sebuah hulu ledak muatan seberat 1000 kg digunakan dalam Kh-22 rudal, lubang yang dihasilkan berukuran diameter 16 kaki dan dalam 40 kaki.
Meski mungkin kapal induk terbesar Angkatan Laut AS bisa bertahan hidup saat dihantam dengan kerusakan seperti ini, setidaknya kapal induk harus keluar dari layanan beberapa bulan untuk perbaikan.
Pembom itu dirancang untuk lepas landas dari pangkalan darat dan dilengkapi dengan hingga enam rudal jelajah dari jarak serang aman. Rudal yang dibawa sering berujung nuklir.
Senjata utama Backfire ini adalah rudal jelajah supersonik Raduga Kh-22. Dalam modus ketinggian tinggi, dia akan naik ke tepi ruang angkasa (89.000 ft) dan membuat kecepatan menyelam hipersonik menuju target. Dalam modus ketinggian rendah, dia akan naik ke 39.000 kaki (lebih tinggi daripada kebanyakan pesawat komersial) dan menyelam dangkal di Mach 3,5, membuat pendekatan akhir pada ketinggian di bawah 1.600 kaki .
Bill Sweetman dan Bill Gunston menulis dalam ‘Soviet Air Power’ mengatakan rudal Kh-22 bisa diprogram untuk masuk jendela Pentagon. Bahkan, selama tahun 1980, Rusia Naval Aviation begitu yakin tentang keakuratan rudal ini hingga Backfire sebenarnya hanya membutuhkan hanya satu Kh-22 dengan hulu ledak nuklir.
Backfire hari ini juga dilengkapi dengan rudal yang lebih maju yakni Kh-15. Rudal ini bisa mencapai ketinggian mengejutkan 130.000 kaki dan kemudian menyelam di atas target dengan kecepatan Mach 5, yang membuatnya menjadi rudal tercepat di dunia yang diluncurkan dari pesawat.
Sama seperti MiG-25 yang telah membuat pilot angkatan udara barat dari generasi sebelumnya ketakutan, Backfire juga memunculkan horror di kalangan militer Barat selama tahun 1970-an. ahli Amerika yang terlibat dalam pembicaraan pembatasan senjata percaya itu adalah pembom strategis antarbenua.
Kerahasiaan Rusia tentang kemampuan pesawat ini menambah spekulasi tersebut. Ditambah dengan data intelijen yang dimiliki Amerika. Hal ini menyebabkan kekhawatiran bahwa Backfire bisa menyerang wilayah AS.
Namun, meski Rusia menambahkan kemampuan pengisian bahan bakar di udara, Backfire tidak dimaksudkan untuk menyerang AS, melainkan aset angkatan laut di laut terbuka. Naval Aviation Rusia awalnya membayangkan memiliki hingga 100 pembom Tu-22M yang bis membuat serangan besar-besaran terhadap kapal induk US Navy ketika terjadi perang.