X-37B
Drone rahasia luar angkasa Angkatan Udara AS kembali dari misi dua tahun di angkasa pada Oktober 2014. Tidak jelas apa yang X-37B itu lakukan di sana, tapi pesawat itu kemudian diluncurkan kembali pada tanggal 20 Mei 2015 untuk tugas lain di sepanjang orbit bumi. Dengan X-37B, Angkatan Udara pada dasarnya memiliki satelit yang dapat digunakan kembali dan dapat mengontrol dan menghubungi kembali ke bumi.
Kemampuan untuk kembali melengkapi platform orbital untuk jenis misi khusus memberikan fleksibilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya di militer AS dan di dunia tentang bagaimana menakses luar angkasa.
Nano Hummingbird
Ini adalah drone mata-mata kecil yang dikembangkan Darpa dan bisa menjadi perlengkapan utama militer. Ukurannya cukup kecil untuk menghindari deteksi musuh atau tembakan, Nano Hummingbird bisa diletakkan di telapak tangan dan akan memberikan kesadaran udara secara realtime.
Kebanyakan drone surveilans, seperti RQ-4 Global Hawk adalah pesawat besar yang terbang di ketinggian 60.000 kaki. Drone seperti Nano Hummingbird, yang ringan, diam-diam, dan mudah utnuk diterbangkan bisa menjadi bagian dari persediaan prajurit masa depan itu.
Drone Iran
Iran telah berada di bawah sanksi dan embargo senjata Barat untuk lebih dari 30 tahun terakhir. Hal ini akhirnya telah memaksa Iran untuk membangun kemampuan dalam negeri sendiri, dan pada tahun 2013 Iran memulai debutnya dengan sebuah drone bersenjata yang mirip dengan Reaper AS, yang disebut Fotros.
Tidak jelas apakah Fotros benar-benar siap tempur, tapi Iran dan Hizbullah bersama dengan militer Sudan sudah menerbangkan surveilans drone Iran Ababil-3. Drone Iran tidak menjadi game changer karena teknologinya, karena dari sisi ini jelas ada di bawah drone Amerika, Eropa, Rusi atau bahkan China.
Tetapi yang luar biasa adalah di bawah tekanan hebat Iran mampu mengembangkan dan membangun senjata dengan teknologi tinggi seperti drone. Sumber: Business Insider