
Angkatan Laut bermain dengan ide untuk mengkonversi battleship menjadi kapal rudal pada tahun 1950. USS Mississippi telah menjalani banak tes awal untuk membawa rusal permukaan ke udara dan sejumlah kapal penjelajah tua menemukan kehidupan baru sebagai platform SAM.
Konversi dengan menghapus satu set menara bisa menghasilkan sebuah kapal yang cukup berguna, tapi tidak dengan biaya yang kompetitif dibandingkan dengan membangun kapal dengan tujuan ini.
Banyak konversi dibayangkan oleh arsitek angkatan laut dengan arah mengganti satu atau lebih menara di Iowa dengan dek penerbangan. Konsep ini memiliki sejarah panjang dan cukup sukses.
Pada tahun-tahun awal penerbangan kapal induk, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat sering membangun kapal induk dengan mengkonversi kapal perang yang ada. Di Amerika Serikat termasuk dengan Lexington dan Saratoga; di Jepang Kaga, Akagi, dan Shinano; dan di Inggris, Furious, Berani, Glorious, dan Eagle.
Upaya yang paling sukses datang di Perang akhir Dunia II, ketika Jepang menghapus menara belakang dari Hyuga dan Ise dan menggantinya dengan dek pesawat amfibi (meskipun Jepang tidak pernah menggunakan kapal dengan cara ini).
Konsep konversi awal dan paling masuk akal untuk Iowa dengan menghapus menara belakang yang dapat digunakan beroperasi sekelompok helikopter.
Konfigurasi seperti tidak hanya akan diberikan Iowa kemampuan untuk mempertahankan diri dari ancaman mematikan yakni dari kapal selam Soviet, tapi akan meningkatkan kontribusi mereka terhadap misi serangan amfibi.
Konversi juga membayangkan menciptakan ruang bagi Marinir dan kapal untuk berpotensi menciptakan unit amfibi sangat efektif. Namun, tuntutan Vietnam dan ketersediaan operator yang lebih tua untuk konversi membunuh ide ini.
Sebuah rencana yang lebih eksotis dan ambisius muncul pada 1970-an dengan akan menginstal “ski-jump” flightdecks yang akan memberikan Iowa kemampuan untuk mengoperasikan AV-8B Harrier setelah menghapus menara belakang mereka.
Angkatan Laut mengejar usulan ini, Iowa bisa memainkan peran dalam pertahanan udara mereka sendiri, serta lebih baik dalam mendukung misi serangan jarak jauh. Pendukung rencana ini berharap bahwa konversi penuh akan mengikuti proyek reaktivasi lebih sederhana.
Dalam rencana itu US Navy mengadopsi rencana yang lebih sederhana untuk modernisasi termasuk upgrade elektronik yang luas, penggantian sejumlah senjata dengan rudal Tomahawk dan Harpoon, dan penambahan Phalanx point-defense systems.
Perbaikan ini memberikan kapal perang kemampuan serangan jarak jauh, dan membantu memfasilitasi kontribusi bagi empat kapal membuat operasi militer pada 1980-an dan 1990-an, termasuk pemboman USS New Jersey dari Lebanon, dan partisipasi Wisconsin dan Missouri di Perang Teluk 1991.