RUDAL BARU
Mark Schneider, seorang mantan pejabat kebijakan kekuatan nuklir Pentagon mengatakan pembuat, mengatakan peningkatan hulu ledak Rusia lebih besar dari perkiraan analis dan ini menjadi sinyal Moskow melanggar START dalam beberapa bulan mendatang.
“Rusia sekarang mengerahkan 198 hulu ledak lebih banyak dibandingkan batas [perjanjian New START],” kata Schneider.
Perjanjian itu mulai berlaku pada Februari 2011. Sejak itu, Rusia secara bertahap telah membangun jumlah hulu ledak. Jumlah hulu ledak meningkat tajam pada tahun lalu. “Saya percaya kemungkinan Rusia akan menghentikan perjanjian pada 2017,” kata Schneider.
Sebuah laporan oleh Institut Nasional untuk Kebijakan Publik menyimpulkan bahwa Rusia membangun kekuatan nuklirnya untuk menanamkan rasa takut pada Moskow.
“Para pemimpin Rusia tampaknya melihat senjata nuklir sebagai cara utama untuk membuat dunia ‘takut’, atau setidaknya menghormati Rusia, dan memberikan tuas politik untuk mengintimidasi, memaksa, dan mencegah negara-negara Barat dari mencoba untuk mengganggu militer terhadap ekspansionisme Rusia,” demikian bunyi laporan yang ditulis Schneider dan Mark Payne, mantan pakar kekuatan nuklir Pentagon.
Selain baru SS-27 dan SS-N-32, Moskow juga sedang membangun ICBM berat baru yang disebut Sarmat yang akan memiliki hingga 15 hulu ledak rudal jarak jauh lain yang disebut RS-26 dengan MIRV, dan rudal kereta api Barguzin.
Moskow juga telah memamerkan sebuah pengembangan kapal selam tak berawak yang disebut Kanyon dengan hulu ledak nuklir berukuran megaton dan mampu meledakkan pelabuhan.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2016/03/18/5-kapal-selam-nuklir-serang-terbaik-di-dunia/