Kisah Skuadron MiG Amerika, Indonesia Ikut Sumbang Pesawat

Kisah Skuadron MiG Amerika, Indonesia Ikut Sumbang Pesawat

110

Angkatan udara Amerika memperoleh data berharga dengan memanfaatkan jet tersebut. USAF akhirnya ingin membentuk skuadron khusus MiG yang akan digunakan untuk melatih pilot Amerika secara rutin. Hal ini menandai awal dari program Constant Peg di bawah the 4477th TES  yang didasarkan di area ltih Tonopah dekat Nellis. Program ini dimulai dengan Have Doughnut, Have Ferry dan Have Drill MiG dan diperluas di kemudian hari.

Ekspansi dilakukan pertama menggunakan MiG dari Indonesia dan kemudian dari Mesir. Amerika juga mendapat MiG-23 dan dieksploitasi di bawah program Have Pad dan Have Boxer. Mereka kemudian diserahkan ke 4477 untuk dieksploitasi.

4477th_test_and_evaluation_squadron_mig_23_red_49

Amerika Flogger.
Amerika Flogger.

Pada 1980-an, MiG awal mendekati akhir masa kerja mereka dan Amerika mendapatkan baru 12 F-7 dari China dengan cara yang juga rahasia seperti mendapatkan MiG lainnya. jet ini memungkinkan skuadron untuk memperluas dan melakukan sejumlah latihan serangan mendadak setiap hari.

zx1 zx2 zx3

F-7 yang berengsel di bagian belakang tidak seperti MiG-21 yang berengsel di depan. Pada gambar di atas Anda dapat dengan mudah membedakan antara F-7 dan MiG-21 dengan melihat kanopi mereka.
F-7 yang berengsel di bagian belakang tidak seperti MiG-21 yang berengsel di depan. Pada gambar di atas Anda dapat dengan mudah membedakan antara F-7 dan MiG-21 dengan melihat kanopi mereka.

Pilot Amerika yang terlibat dalam program-program ini disumpah untuk menjaga rahasia terkait jet tersebut. Beberapa pilot dipilih dari sejumlah skuadron dan diminta untuk terbang menuju daerah yang ditunjuk di mana mereka akan terbang dengan MiG. Beberapa MiG dikerahkan untuk menyergap formasi jet tempur USAF untuk mensimulasikan pertempuran. Semua ini memberikan pengalaman berharga untuk pilot yang akan diteruskan ke skuadron dari waktu ke waktu. Hal ini meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dalam pertempuran.
116 4477th_test_and_evaluation_squadron_mig_15_mig_21_and_two_f-5s_ slide0118

Pelatihan bersama.
Pelatihan bersama.

MiG-17 sudah pensiun pada tahun 80-an karena sudah begitu usang dan butuh biaya mahal untuk perawatan. MiG-23 menderita masalah kehandalan serta mempengaruhi penerbangan dan menyebabkan kecelakaan pesawat. Namun jet ini sangat baik di beberapa domain yang lain. MiG-17 sangat baik dalam pertempuran kecepatan rendah sedangkan Flogger memiliki percepatan yang luar biasa. MiG-21 di sisi lain terbukti menjadi yang terbaik. Pesawat itu bisa berubah keras dan memiliki banyak energi.

Program ini resmi berakhir pada bulan Juli 1990 karena akhir Perang Dingin dan pemotongan anggaran besar-besaran. Beberapa jet tersisa dilestarikan untuk disimapn di museum. Sebagian besar rincian dari program tersebut telah diklasifikasikan bersama dengan foto-foto yang diposting di atas.

Untuk informasi lebih lanjut tentang program ini Anda harus membaca buku “Red Eagles” yang ditulis Steve Daives.