Meski demikian, Kremlin menegaskan bahwa Rusia tetap berkomitmen memerangi kelompok ISIS dan “organsiasi-organisasi teroris lain”. Penegasan ini merupakan indikasi bahwa Moskow akan tetap menarget kelompok-kelompok di bagian barat Suriah di mana Al Qaeda berperang bersama organisasi yang dinilai moderat oleh Barat. Rusia juga menyatakan bahwa “pembatasan” dalam kesepakatan Munich tidak berlaku untuk serangan udara.
Rusia mengaku bahwa target mereka adalah ISIS dan Al Nusra yang berafiliasi dengan Al Qarda. Namun di sisi lain, negara-negara Barat menuding Moskow justru menyasar kelompok lain yang moderat.
Situasi di Suriah semakin rumit oleh keterlibatan petempur yang didukung Kurdi di wilayah utara Aleppo yang dekat dengan perbatasan Turki. Situasi itu kemudian memicu respon militer dari Ankara yang mengirim serangan artileri.
Milisi YPG Kurdi, dengan bantuan udara dari Turki, berhasil merebut eks-pangkalan udara di Menagh pada pekan lalu yang kemudian memicu reaksi keras dari Turki. Menurut negara itu, YPG adalah kepanjangan tangan dari PKK, kelompok gerilyawan Kurdi yang memberontak terhadap Ankara.
Turki kemudian mulai menyerang YPG dengan artileri sambil menuntut mereka untuk mundur dari sejumlah wilayah yang mereka rebut dari kelompok gerilyawan lain, termasuk di antaranya adalah pangkalan udara Menagh.
Serangan Turki menewaskan setidaknya dua anggota YPG, demikian menurut lembaga pemantau Syrian Observatory for Human Rights. Prancis meminta Turki menghentikan serangan. Namun Ankara menegaskan akan tetap membalas serangan milisi Kurdi di Suriah.