Drone Tempur Kian  Menjamur, Bahkan Nigeria pun Punya

Drone Tempur Kian  Menjamur, Bahkan Nigeria pun Punya

Ada Kasta Tinggi dan Rendah

Proliferasi drone China bersenjata telah memperluas kepemilikan drone di banyak negara, menurut Sarah Kreps, seorang profesor di departemen pemerintah Cornell University dan pakar proliferasi senjata dan keamanan internasional. Tetapi sampai saat ini klub drone telah dibagi pada berbagai strata. Pada kasta tinggi ada Amerika dan segelintir sekutunya. Drone Amerika telah menggunakan sistem satelit, link data global, dan menawarkan jangkauan global yang luar biasa. Sedang strata lebih rendah adalah negara-negara yang mengoperasikan platform buatan China yang hanya mampu terbang dalam rentang beberapa ratus mil dari kontrol darat mereka.

Tetapi rentang rendah bukan berati menjadikan drone dengan tingkat yang lebih rendah ini kurang mematikan. Bagi banyak negara melawan pemberontakan di dalam perbatasan mereka sendiri atau menargetkan tetangga sebelah, jangkauan lebih pendek sudah mencukupi.

Dan ini telah dibuktikan dengan serangan mematikan di dalam perbatasan Nigeria, Pakistan, dan Irak. Fakta bahwa drone weaponized paling populer di pasar global secara teoritis kurang efektif daripada hardware drone AS buatan belum terbukti efeknya dalam praktik.

Negara-negara yang sejauh ini menggunakan drone untuk konflik  memiliki argumen bahwa memiliki drone bersenjata akan menjadikan militer meninggalkan risiko tinggi dibandingkan dengan menggunakan drone tempur. “Saya telah bekerja pada masalah ini sejak tahun 2009, dan saya merasa itu benar-benar mengurangi risiko yang mengkhawatirkan,” kata Kreps. “Anda melihat pengalaman Inggris, misalnya, dan mereka menggunakan drone dengan cara yang cukup terkendali. Untuk negara-negara yang terlibat dalam konflik bersenjata ini adalah alat lain dalam kotak peralatan mereka. Ini bukan Terminator. ”

Baca juga:

http://www.jejaktapak.com/2015/01/16/drone-rainbow-5-vs-mq-9-reaper-hebat-mana/