F-35 Telat (Lagi), Gap Tempur Udara Ancam Australia Terancam
F/A-18 Australia

F-35 Telat (Lagi), Gap Tempur Udara Ancam Australia Terancam

Rencana Melenceng Jauh

Untuk mencegah kesenjangan kemampuan karena penundaan F-35, RAAF telah memperpanjang kehidupan Hornet tua selama tujuh tahun dari tahun lalu menjadi 2022, memaksanya Australia harus mengeluarkan dana tambahan US$ 50 juta setahun untuk mempertahankan armada tua.

“Laporan Pentagon terbaru sekarang menunjukkan keterlambatan lebih lama lagi dari Program F-35. Sudah lebih dari 25 tahun, beberapa penuaan pesawat Hornet Klasik bisa dipaksa untuk tetap beroperasi hingga 2022. Dalam beberapa tahun ke depan, gap kemampuan tempur udara berpotensi muncul ketika Hornet tua sudah terlalu usang untuk operasional hingga tidak mampu menghadapi jet tempur yang lebih modern yang ada di Asia Pasifik dan lainnya,” kata Dr Layton, dari Griffith Asia Institute of Griffith University.

Dampak dari gap kemampuan tempur udara pada awal 2020-an akan sedikit dikurangi dengan keputusan pada tahun 2006 oleh menteri pertahanan kala itu Brendan Nelson untuk membeli dua skuadron F / A-18 Super Hornets guna membantu mengisi kekosongan yang disebabkan oleh penundaan F-35.

Australia juga telah memerintahkan skuadron versi peperangan elektronik khusus dari Super Hornet, yang dikenal sebagai EA-18G Growler yang akan  tiba tahun depan. Tapi Dr Layton mengatakan saat ini apa yang dilakukan telah melenceng jauh dari apa yang direncanakan.

“Ketika Australia pertama berkomitmen pada F-35, RAAF akan memiliki sekitar 100 jet cepat di wilayah Asia-Pasifik, ” katanya. “Dalam beberapa tahun ke depan ini tampaknya akan turun ke hanya 36 jet cepat, termasuk pembelian pemerintah Gillard pada 12 pesawat Growler.”