Mengubah Medan Perang
Tank T-90A memasuki layanan dengan Angkatan Bersenjata Rusia pada tahun 2004. T-90A adalah versi modern dari tank T-90 Vladimir yang dikembangkan atas dasar T-72B, di 1980-1990-an. Nama “Vladimir” diambil dari konstruktor Vladimir Potkin.
T-90A menggunakan mesin dan turret baru dan dilengkapi dengan sistem visi termal mesinnya memberikan kekuatan 1.000 hp pada 2.000 rpm. Tank-tank ini dilengkapi dengan armor aktif generasi ketiga, mampu menahan serangan M829A2 120-mm dan DM43A1, yang dirancang untuk Abrams M1A1 dan Leopard-2. Sistem pelindung T-90 juga mampu melindungi tank dari rudal anti-tank TOW-2A dan HOT-2.
Menurut FARS, dalam 4,5 tahun perang Suriah berbagai kelompok militan menerima lebih dari 9.000 sistem rudal anti-tank buatan AS TOW dan peluncur granat M-79. Mereka sangat sukses melawan tank T-55 dan T-72 tua milik Angkatan Darat Suriah. Namun setelah tank T-90 terbaru dikirim , Tentara Suriah mulai bisa melawan militan.
T-90 disampaikan ke Suriah karena tank dilengkapi dengan armor aktif Shtora, analis militer Alexei Ramm kepada Gazeta.Ru mengatakan tidak seperti T-72B, tank T-90 Angkatan Bersenjata Rusia awalnya dilengkapi dengan jenis baju besi. Kebutuhan untuk itu didikte oleh fakta bahwa banyak militan Suriah dipersenjatai dengan rudal TOW.
Bagaimana sistem ini bekerja? Ramm menjelaskan ada beberapa penerima radiasi laser, yang dipasang di tank, serta dua proyektor di dekat meriam. Receiver ini dapat mendeteksi radiasi laser saat tank sedang ditargetkan dan memperingatkan awak akan ada ancaman. Dalam situasi ini, kru dapat menghindari serangan. Pilihan kedua adalah asap screening, dan opsi ketiga adalah sistem jamming target yang mendeteksi musuh dengan proyektor.
T-90A dilengkapi dengan meriam smooth-bore 2A46M-2 125-mm dengan panjang laras 51 kaliber. Jarak maksimum dengan akurasi tinggi adalah 4.000 meter, dan menembak fragmentasi proyektil hingga 9.600 meter.
“Tugas pokok sekarang adalah untuk menetralisir ancaman di dua wilayah barat -. Latakia dan Tartus Jika Latakia jatuh itu akan menghadapi pukulan serius untuk posisi [Presiden Suriah Bashar] Assad dan akan menyulitkan operasi udara Rusia,” ujar Ramm sebagaimana dikutip Sputnik Minggu 7 Februari 2016.
Namun yang juga penting adalah serangan terhadap gerilyawan di daerah kantong Salma. Tank tidak cukup di daerah pegunungan ini, di mana pasukan darat memerlukan dukungan udara. Jika Salma dan Aleppo maka pasokan untuk militant bisa diputus.