Rudal Sebagai Kekuatan Pengganda
Alasan lain mengapa India memilih untuk mengandalkan pesawat ini adalah rencana induksi dalam jumlah besar rudal supersonik BrahMos ke Su-30MKI. Rudal yang dibangun India dan Rusia ini dikenal sangat merusak dan dirancang untuk menghancurkan kapal perang. Ilmuwan India dan Rusia telah memodifikasi rudal jelajah untuk menyerang sasaran di darat.

Hindustan Aeronautics Ltd adalah melaksanakan modifikasi struktural pada pesawat Sukhoi untuk memungkinkan BrahMos dilucnurkan dari udara. Jika kontraktor dapat mengurangi massa dan berat rudal, pesawat akan mampu membawa sampai tiga rudal tersebut.
Dalam perang-perang sebelumnya IAF sebagian besar mengindari serangan pada infrastruktur non-militer, lebih memilih untuk menargetkan depot bahan bakar dan basis pertahanan. Keputusan untuk melengkapi pesawat Sukhoi dengan BrahMos menciptakan sinergi baru dan sinyal niat baru. Dalam perang berikutnya India akan memperluas kerusakan pada infrastruktur musuh seperti bendungan, pembangkit listrik dan klaster industri dan semua kemungkinan akan ditargetkan.
Karena BrahMos dapat menyerang target wilayah musuh jauh ke dalam maka akan membebaskan pesaawat tempur lain untuk peran ini dan bisa mengambil tugas yang lain di wilayah pertempuran yang berbeda.
Rudal ini juga memberi solusi untuk menghindarkan pilot India untuk masuk ke wilayah dengan risiko tinggi. Sebuah rudal supersonik BrahMos yang diluncurkan dari perbatasan Rajasthan bisa menyerang sebuah pangkalan udara di Sargodha atau Karachi dalam hitungan detik. Karena dampaknya kinetik yang tinggi, maka senjata ini ideal untuk menghancurkan pangkalan udara yang keras atau bahkan bunker. Kemampuan BrahMos menyerang tanpa peringatan, ibarat seorang penembak jitu yang bisa membuat panik musuh dan menurunkan semangat tempur mereka.
India juga akan melantik rudal jelajah subsonik Nirbhay yang ditujukan untuk menyerang target yang dapat menghancurkan tanpa membutuhkan kekuatan destruktif BrahMos. Ini mungkin termasuk sasaran sipil.
Dengan semua latar belakang ini sebenarnya skenario teknologi telah berubah, hanya dibutuhkan sedikit pesawat untuk perang masa depan. Jadi sebenarnya teriakan bahwa India kekurangan skuadron sebenarnya itu sisa-sisa kecemasan masa lalu saja.