Respons Diam-diam dan Konkret
Menurut Sekretaris Pertahanan Inggris Michael Fallon, jumlah pasukan yang ditempatkan di negara-negara Baltik dan Polandia hanya seratus tentara. Meski jumlahnya sedikit, pengamat Rusia menilai langkah tersebut tetap akan menciptakan tantangan baru bagi Rusia.
“Skenario perang skala penuh (aksi NATO), tak menciptakan ancaman bagi Rusia. Namun skenario perang terbatas menimbulkan ancaman tersebut,” kata Alexei Fenenko dari Institut Masalah Keamanan Internasional di Russian Academy of Sciences.
Sementara, Ivan Konovalov, Direktur Center of Strategic Affairs, menyebutkan bahwa pusat komando dan komunikasi NATO dapat merepresentasikan ancaman bagi Rusia. Menurut sejumlah media massa, pos tersebut akan mempekerjakan 40 orang (dikenal sebagai Unit Integrasi Pasukan NATO) dan bertanggung jawab mempersiapkan latihan serta menyelesaikan isu logistik.
“Struktur semacam itu dibutuhkan untuk mempersiapkan sebuah kelompok dengan tujuan khusus dengan cepat,” kata Konovalov. “Kini, jumlahnya akan ada delapan, dan mereka akan ditempatkan di negara-negara Eropa Timur yang berbatasan dengan bekas Uni Soviet. Pada dasarnya, pusat semacam itu akan membantu membentuk formasi dengan mudah.”
Wakil Direktur Komite Pertahanan Majelis Tinggi Parlemen Rusia Franz Klintsevich menyebutkan bahwa meski Rusia akan bereaksi terhadap kehadiran pusat komando baru NATO, sepertinya Rusia tak akan mengambil langkah yang berlebihan.
“Reaksi Moskow akan sangat diam-diam dan konkret, akan tetap sesuai dengan kerangka doktrin militer yang sudah ada,” kata sang senator, tanpa menjelaskan lebih lanjut, apa tepatnya langkah yang akan diambil Rusia. Sementara, dari sudut pandang pakar respon Rusia sepertinya ialah meningkatkan formasi militernya di wilayah barat negara.