
Sementara Moskow melebar serangan udara untuk memukul wilayah ISIS untuk pertama kalinya, pasukan Rusia telah membongkar sistem artileri jarak jauh untuk menambah daya tembak untuk penyebaran di Suriah, menurut seorang pejabat Amerika. Pada saat yang sama, para pejabat Amerika mengatakan Iran telah mengirimkan pasukan darat tambahan untuk memperkuat pemerintah Assad.
Rusia terus memperluas pemboman dan mengatakan pesawat-pesawat tempur mereka menghantam sejumlah sasaran termasuk sebuah pos komando dan kamp pelatihan di dekat Raqqa, kota di timur laut Suriah yang menjadi ibukota ISIS. Tetapi dalam beberapa kasus Rusia juga menghantam sejumlah target milik oposisi yang didukung Amerika.
Rusia bahkan terlihat berniat menambah kapasitas lebih dengan pengiriman sistem roket Smerch. Analis intelijen Amerika juga telah mendeteksi penasihat militer Rusia didorong timur ke Hama, mendirikan tenda meski belum jelas tujuannya apa. Smerch adalah sistem peluncuran roket berat, yang dirancang untuk menghancurkan personil, lapis baja, dan sasaran di daerah konsentrasi, baterai artileri, pos komando dan depot amunisi. Roket 300mm dengan jarak tembak 70 dan 90 km dan berbagai hulu ledak telah dikembangkan untuk peluncur roket
Demikian pula Iran yang memperkuat kehadirannya sendiri di Suriah. Para pejabat Amerika mengatakan 300 sampai 600 pasukan Iran telah tiba dalam beberapa hari terakhir untuk bergabung dengan sekitar 1.500 tentara Iran yang telah ada di Suriah selama berbulan-bulan bersama dengan lebih dari 5.000 pejuang milisi dari Hizbullah, kelompok Syiah Lebanon yang bersekutu dengan Iran.